Jogja
Senin, 7 Agustus 2017 - 03:22 WIB

IDULADHA 2017 : Satgas Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban Dibentuk, Ini Tips Mencuci Jeroan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membuang kotoran jeroan hewan kurban di anak Kali Jenes, wilayah Kelurahan Kertan, Laweyan, Solo, Senin (12/9/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Iduladha 2017 diperingati awal September

Harianjogja.com, JOGJA — Meski Hari Raya Idul Adha masih sekitar tiga pekan, Pemerintah Kota Jogja sudah membentuk satuan tugas (Satgas) pemeriksa kesehatan hewan kurban. Satgas dibagi dalam dua tim yang mulai diterjunka ke lokasi mulai 10 Agustus mendatang.

Advertisement

“Ada tim pemeriksa hewan di pasar tiban dan penampung hewan di masjid mulai tanggal 10. Kalau tim pemeriksaan pemotongan hewan mulai hari H Idul Adha sampai tiga hari setelahnya,” Kasi Pengawasan Mutu Komoditas Kehewanan dan Perikanan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Supriyanto, Sabtu (5/8/2017) pekan lalu.

Jumlah tim pemeriksa ada 42 orang dri Dinas Pertanian dan Pangan, dibantu 125 orang mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM). Selain pemeriksaan kesehatan hewan, Supriyanto mengatakan Satgas juga melakukan kegiatan sosialisasi ke masjid-masjid mengenai tata cara perlakuan terhadap hewan yang sesuai kaidah kesejahteraan hewan dan pemotongan hewan yang baik.
Kemudian juga pelayanan edukasi untuk takmir atau panitia kurban yang ingin melihat praktek langsung tata cara penanganan hewan dan pemtongan yang benar di rumah pemotongan hewan (RPH) Giwangan.

“Untuk sosialiasi ke masjid-masjid tahun ini yang Kami angkat salah satunya Adalah cara menangani jeroan hewan,” ujar Supriyanto.

Advertisement

Menurut Supriyanto sosialisasi itu penting karena selama ini ia masih menemukan panitia penyembelihan hewan kurban yang salah dalam mencuci jeroan sehingga bukannya bersih, justru malah bisa mengakibatkan banyaknya kandungan kuman pada jerohan bahkan bisa mencemari daging.

Selain itu ia tidak menyarankan mencuci jeroan di sungai, karena selain bisa mencemari air sungai, kualitas air sungai yang tidak bersih juga bisa mengotori jeroan.

“Sebaiknya jeroan ditangani terisah dari daging dan ditangani oleh petugas yang tidak menangani daging,” saran Master Veterinary Public Health FU Berlin dan CMU Thailand ini.

Advertisement

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kot Jogja, Sugeng Darmanto menambahkan petugas pemeriksa kesehatan hewan nantinya akan memberi tanda khusus pada hewan yang sudah dinyatakan sehat dan layak untuk disembelih. Sasaran pemeriksaan adalah pasar hewan, dan di masjid-masjid.

Pihaknya juga menerima jasa pemotongan hewan kurban melalui RPH Giwangan bagi panitia kurban yang tidak memiliki lahan yang layak untuk pemotongan hewan. Sampai kemrin Sabtu RPH Giwangan sudah mendapat pemesanan pemotongan untuk 41 hewan kurban.

RPH Giwangan merupakan unit teknis dibawah Dinas Pertanian dan Pangan. Sugeng mengatakan karena kemampuan RPH Giwangan hanya mampu memotong 30 ekor per hari, maka ia mengarahkan pemesan untuk melakukan pemotongan pada hari kedua atau ketiga Idul Adha. “Sudah ada 35 petugas pemotongan, tiga di antaranya juru sembelih yang sudah memiliki sertifikat halal di RPH Giwangan,” kata Sugeng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif