Soloraya
Minggu, 6 Agustus 2017 - 22:46 WIB

Hanya Waduk Ketro & Kembangan yang Masih Berair di Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Waduk Ketro (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Waduk Ketro dan Kembangan menjadi dua waduk yang masih memiliki air di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Perlahan namun pasti waduk-waduk di Sragen yang berfungsi sebagai sumber air bagi lahan pertanian, mengering. Dari tujuh waduk di Bumi Sukowati, tinggal dua waduk yang debit airnya masih mencukupi.

Advertisement

Penyusutan drastis debit air terjadi di waduk-waduk waduk itu sepanjang kemarau ini. Kondisi tersebut menjadi lampu kuning para petani yang menanam padi di sepanjang saluran irigasi waduk. Sebab suplai air bakal mati total.

Kondisi tersebut dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian Sragen, Eka Rini Mumpuni, saat dihubungi Solopos.com melalui ponsel, Sabtu (5/8/2017) malam. “Penyusutan air [waduk] sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu,” tutur dia.

Dia menjelaskan waduk yang saat ini debit airnya masih ada yaitu Waduk Ketro dan Waduk Kembangan. Tapi dua waduk itu juga mengalami penyusutan air. “Untuk waduk lain sudah kering, termasuk Waduk Gebyar,” kata dia.

Advertisement

Menurut Eka Rini mengeringnya waduk-waduk itu sudah rutin terjadi saat musim kemarau. Salah satu penyebabnya sedimentasi atau endapan. Dia yakin kemarau ini kondisi Waduk Ketro tak akan sampai kering total.

Kendati demikian menurut dia belum ada laporan ihwal tanaman padi yang mati karena mengeringnya waduk. Dia telah meminta petugas pertanian di wilayah agar intensif memantau kondisi tanaman milik petani.

“Biasanya saat air waduk tidak bisa menyuplai kebutuhan, petani menggunakan sumur-sumur dalam. Ada juga yang kebutuhan airnya masih terpenuhi dari suplai saluran atau bendung Colo timur,” sambung Eka Rini.

Advertisement

Penuturan senada disampaikan Camat Tanon, Suratman, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu. Menurut dia debit air Waduk Ketro memang mengalami penyusutan signifikan. Tapi debit airnya masih ada.

Kondisi seperti itu biasa terjadi saat musim kemarau. “Biasanya kalau Waduk Ketro itu tidak sampai kering total. Hanya debit airnya yang susut. Sejauh ini juga belum ada laporan dampak buruk dari menyusutnya debit air waduk,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif