Soloraya
Sabtu, 5 Agustus 2017 - 10:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Rumah Murah Hanya Tercapai 15%

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Solopos Hari ini edisi 5 Agustus 2017

Halaman Utama Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (5/8/2017) membahas penjualan rumah murah di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Sulitnya pemerintah daerah (pemda) memberi izin para pengembang menyebabkan target penjualan rumah bersubsidi atau rumah murah di Soloraya jauh di bawah target. Penjualan rumah murah di Soloraya hanya mencapai 560-an unit atau 15,5% dari target 3.600 unit.

Advertisement

Berita mengenai rumah murah di Soloraya menjadi headline Harian Umum Solopos, Sabtu (5/8/2017). Selain itu ada berita tentang penggunaan dana desa dan sosialisasi pembayaran parkir menggunakan e-money.

Berikut ini cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Sabtu 5 Agustus 2017:

Advertisement

Berikut ini cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Sabtu 5 Agustus 2017:

PERUMAHAN RAKYAT: Rumah Murah Hanya Tercapai 15%

Penjualan rumah bersubsidi atau rumah murah di Soloraya hanya mencapai 560-an unit atau 15,5% dari target 3.600 unit. Perizinan pemerintah daerah (pemda) menjadi kendala yang dihadapi pengembang.

Advertisement

Ketua Real Estat Indonesia (REI) Soloraya, Anthony Abadi Hendro Prasetyo, menyampaikan pada semester I 2017 realisasi penjualan rumah baru sekitar 700 unit dari target 4.500 unit di tahun ini. Jumlah rumah murah yang dibangun adalah 80% dan sisanya rumah komersial.

Menurut dia, pembangunan rumah murah tersendat karena belum seluruh pemerintah daerah mengikuti Peraturan Pemerintah (PP) No. 64/2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). PP tersebut mengatur penyederhanaan perizinan bagi pembangunan rumah dalam skala 0,5-5 hektare hingga penyederhanaan pengurusan penerbitan sertifikat tanah oleh Kantor Pertanahan.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Advertisement

PEMBANGUNAN DESA: Ada Indikasi Penyelewengan, Lapor Satgas Dana Desa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan penggunaan dana desa dikawal secara berkelanjutan untuk menghindari penyimpangan. Warga bisa melaporkan dugaan penyelewengan dana desa kepada Satuan Tugas (Satgas) Dana Desa.

Masyarakat bisa melapor ke Satgas Dana Desa yang dipimpin mantan komisioner KPK Bibit Samad Riyanto ke call center 1500040 atau laman satgas.kemendesa.go.id.

Advertisement

Manajemen dana desa itu harus betul-betul direncanakan dengan baik, diorganisasi yang baik. Ada pendampingan, dilaksanakan, tetapi juga harus ada pengawasan, pemeriksaan, yang terus menerus karena ini terkait uang yang besar sekali,” kata Jokowi seusai membuka Rapimnas I Partai Hanura di Badung, Bali, Jumat (4/8).

Tahun ini dana desa yang dikucurkan ke 74.954 desa senilai Rp60 triliun. Sebelumnya, dana desa pada 2016 Rp47 triliun dan pada 2014 Rp20 triliun. ”Artinya, total dalam tiga tahun ini sudah Rp127 triliun. Apa yang kita harapkan dari dana desa ini? Ada perputaran uang dari dana desa, ada perputaran uang di bawah, ada perputaran uang di desa, sehingga apa? Daya beli rakyat di desa semakin naik,” papar Presiden.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

MANAJEMEN PERPARKIRAN: Tanpa uang Recehan demi Cegah Kebocoran

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo menuju Jl. Gatot Subroto (Gatsu) Solo depan Pasar Singosaren dengan mengendarai sepeda motor, Jumat (4/8) pagi. Dia memboncengkan Wakil Wali Kota Achmad Purnomo. Tiba di depan Singosaren, motor diarahkan ke pintu masuk pelataran parkir yang di dekatnya berdiri mesin parkir elektronik. Satu unit mesin electronic data capture (EDC) ada di dalamnya.

Mesin parkir elektronik itu didirikan di dekat papan pengumuman berisi tarif parkir motor dan mobil berikut tarif progresifnya yang mengacu Perwali No. 9 Tahun 2017 tentang Lokasi Tempat Parkir Khusus. Rudy sapaan akrabnya, kemudian mengeluarkan kartu pembayaran dari Bank BRI, Kartu Brizzi. Setelah bertanya-tanya kepada petugas, Rudy kemudian mendekatkan kartu itu ke layar EDC. ”Sebelumnya harus pencet tombol angka 3 terlebih dahulu Pak,” kata seorang petugas.

Setelah menekan tombol angka 3, Rudy lantas menempelkan Kartu Brizzi ke layar EDC. Setelah itu menekan tombol hijau, keluarlah secarik kertas yang merupakan tiket parkir.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif