Soloraya
Sabtu, 5 Agustus 2017 - 20:15 WIB

ORANG HILANG KLATEN : Pelajar SMPN 6 Klaten Sudah 5 Hari Menghilang

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sigit Waskito Halawa menunjukkan foto Mania Halawa, 15, keponakannya yang hilang sejak Selasa (1/8/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pelajar SMPN 6 Klaten menghilang sejak Selasa (1/8/2017).

Solopos.com, KLATEN — Mania Halawa, 15, remaja yang tinggal bersama kerabatnya di Dukuh Magersari, Desa Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, menghilang sejak Selasa (1/8/2017). Keluarga masih mencarinya lantaran nomor ponsel ABG itu tak aktif sejak menghilang.

Advertisement

Paman Mania, Sigit Waskito Halawa, mengatakan sejak umur enam tahun, Mania tinggal bersama kerabatnya di Klaten. Sebelumnya, ia tinggal bersama orang tuanya di Pulau Nias, Sumatra Utara.

Saat ini, ibunya berada di Pekanbaru dan ayahnya berada di Pulau Nias. Nia merupakan anak kedua dari lima bersaudara.

Advertisement

Saat ini, ibunya berada di Pekanbaru dan ayahnya berada di Pulau Nias. Nia merupakan anak kedua dari lima bersaudara.

“Kakek Nia [panggilan akrab Mania] berpesan agar anak itu dirawat dan dibesarkan di Klaten sehingga kami rawat bersama-sama keluarga di Klaten seperti anak sendiri,” kata Sigit saat ditemui di rumahnya, Sabtu (5/8/2017).

Nia memiliki ciri-ciri berkulit putih, rambut lurus, serta tinggi sekitar 155 sentimeter. Di sekolah, gadis itu merupakan ketua kelas. Pada Selasa sekitar pukul 06.45 WIB seperti biasanya ia pamit berangkat sekolah. Saban hari, pelajar kelas IX SMPN 6 Klaten itu menuju sekolah menggunakan sepeda berwarna merah.

Advertisement

Tak hanya ke sekolah, Sigit beserta kerabatnya melakukan pencarian ke teman-teman Nia. Kabar soal menghilangnya ABG itu juga diunggah ke jejaring media sosial. “Kemarin [Jumat, 4/8/2017] juga sudah dilaporkan ke Polsek Kota Klaten,” ungkapnya.

Sigit menjelaskan sebagian baju milik Nia di almari sudah tidak ada. Sementara uang tabungan senilai Rp400.000 di sekolah sudah diambil oleh gadis tersebut.

“Saat kali terakhir berangkat sekolah ia hanya membawa tas punggung. Tidak sampai membawa ransel. Kami juga tidak tahu bagaimana baju-bajunya itu bisa dibawa,” urai dia.

Advertisement

Penelusuran juga dilakukan di akun Facebook milik Nia. Namun, akun itu juga sudah dinonaktifkan sejak menghilang. Nia selama ini diketahui kerap bermain ke toko pulsa serta warung Internet (warnet).

“Kalau pulang sekolah itu terkadang pamitnya ke warnet mengerjakan tugas sekolah,” ungkapnya.

Sigit mengatakan selama ini Nia tak memiliki masalah dengan keluarganya. Begitu pula dengan teman-teman bermain atau di sekolahnya. Dari hasil pengecekan ke sekolah, Nia tak pernah membolos. Gadis itu juga dikenal aktif berorganisasi di gereja.

Advertisement

Soal kemungkinan Nia mengunjungi orang tuanya, Sigit menjelaskan sekitar setahun terakhir Nia kerap berkomunikasi dengan ibunya melalui ponsel. Namun, gadis itu tak berniat pulang ke Sumatra. “Sudah pernah kami tanya, namun ia tidak punya niat pulang ke Sumatra. Memilih tetap tinggal di Jawa,” kata Sigit.

Dari keterangan salah satu teman sekolah Nia, Sigit, Nia dijemput seseorang dan diantarkan ke Sumatra untuk bertemu ibunya. Kabar itu didapatkan melalui pesan singkat. Pada Sabtu pagi, salah satu kerabat Sigit mengabari dan mengaku telah dihubungi seseorang yang mengaku sebagai ibunda Nia dan mengabarkan gadis tersebut sudah berada di Sumatra.

Namun, keluarga Sigit tak percaya. “Setahu kami ibunya Nia itu tidak bisa berbahasa Indonesia. Untuk yang mengabari lewat pesan singkat itu dikasih tahu Nia sudah berada di Nias. Namun, ibu atau ayahnya setahu kami belum pernah ke Jawa,” urai dia.

Sigit dan keluarganya berharap Nia segera pulang dan kembali ke sekolah. “Harapan keluarga mewakili ibu dan kakak kami Nia segera pulang. Kembali sekolah mengejar cita-cita,” kata istri Sigit, Tri Mulyaningsih Halawa, bersama nenek Nia, Warkinten Halawa.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif