Jateng
Kamis, 3 Agustus 2017 - 02:50 WIB

Kota Lama Semarang Resmi Punya Galeri UMKM

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lalu lintas kendaraan di kawasan Kota Lama Semarang, Jateng, Selasa (18/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Kota Lama Semarang dilengkapi Galeri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menempati bangunan cagar budaya setempat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Galeri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan Kota Lama Semarang, Selasa (1/8/2017) malam, resmi dibuka. Ruang pamer yang menempati bangunan cagar budaya setempat itu menyandang nama keren Semarang Creative Gallery.

Advertisement

Berbeda dengan namanya menggunakan bahasa Inggris, peresmian Semarang Creative Gallery itu berlangsung dengan suasana yang dibikin mirip zaman kolonial Belanda. Para pejabat perempuan dari dinas-dinas terkait di lingkungan Pemkot Semarang, hadir dengan mengenakan pakaian ala noni-noni Belanda.

Jalan utama di kawasan Kota Lama ditutup bagi kendaraan bermotor. Persis di depan galeri yang namanya menggunakan bahasa Inggris itu dipenuhi kursi-kursi serta beraneka aksesori yang kian mengentalkan suasana Kota Semarang sebelum rakyat Indonesia merebut kemerdekaannya.

Berbagai produk UMKM ditampilkan di galeri anyar itu. Tampak tas, sepatu, sandal, kalung, kain batik, dan aneka karya kerajinan tangan dipajang menarik perhatian pengunjung. Ada pula kafe bagi pengunjung yang datang untuk bersantai.

Advertisement

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan setidaknya telah 28 UMKM Kota Semarang bergabung memamerkan dan menjual produk-produk kreatif unggulan mereka di galeri tersebut. “Kami yakin keberadaan Semarang Creative Gallery yang didukung kalangan UMKM ini bisa semakin menggerakkan perekonomian di Kota Semarang,” katanya seusai meresmikan pembukaan galeri tersebut.

Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—mengaku yakin Kota Semarang bakal sejajar dan bahkan lebih hebat daripada kota-kota besar lainnya di Indonesia dengan semakin tumbuhnya ekonomi masyarakatnya. “Jujur, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang kalah dengan kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, termasuk mungkin Medan,” katanya.

Akan tetapi, kata dia, kalau hanya melihat besaran APBD yang dimiliki tentunya Kota Semarang tidak akan bisa berkembang sehingga diperlukan kolaborasi dari masyarakat dan swasta. “Salah satunya, galeri ini. Gedungnya dipinjami PT Telkom, katanya bisa dipakai gratis selama lima tahun. Setelah lima tahun, kami akan minta perpanjang lagi,” katanya.

Advertisement

Di sisi lain, kata dia, BNI juga membantu furniture dan e-commerce untuk galeri tersebut. Ditambah dengan kehadiran Batik Keris yang bekerja sama, termasuk dengan membuka kafe di galeri itu.

Karena itulah Hendi mengaku optimistis keberadaan galeri itu tidak hanya bakal memancing UMKM yang lainnya di Kota Semarang untuk bergabung, tetapi juga akan menjadi ikon pariwisata unggulan di Kota ATLAS. “Apalagi, selama ini Semarang belum punya galeri skala premium untuk memfasilitasi wisatawan dan tamu penting,” kata Hendi yang juga datang dengan mengenakan pakaian ala pejabat zaman penjajahan Belanda itu.

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan kalangan UMKM yang memamerkan produknya di galeri itu diseleksi secara ketat. “Kami membut galeri ini untuk produk-produk premium, tidak sama dengan produk umum. Jadi, kualitas dan mutunya terjamin,” kata Ita—sapaan akrab Hevearita yang juga wakil wali kota Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif