Jateng
Kamis, 3 Agustus 2017 - 20:50 WIB

Gubernur Jateng Kenalkan Garam asal Grobogan, Warganet Kebingungan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Air asin dari sumur di Desa Jono, Kecamatan Tawangharhjo, Kabupaten Grobogan, Jateng yang dapat diproduksi menjadi garam. (Instagram-@ganjar_pranowo)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memperkenalkan garam asal Grobogan justru membuat warganet merasa bingung.

Semarangpos.com, PURWODADI – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang berkunjung ke Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jateng, Rabu (2/8/2017), memperkenalkan garam asal desa tersebut kepada warganet di media sosial Instagram. Namun perkenalan garam dari desa tersebut oleh sang gubernur justru membuat warganet merasa bingung.

Advertisement

“Ini garam [Desa] nJono Grobogan. Harganya Rp.10.000/kg. Bukan garam dari air laut tapi diambil dari sumur,” papar sang gubernur pada keterangan foto. Tak pelak penjelasan sang gubernur itu membuat warganet bingung.

Mereka merasa heran ada garam yang dihasilkan dari air sumur. “Garam dari air sumur? Berati airnya asin nopo pripun pak @ganjar_pranowo?” tanya pengguna akun Instagram @trilassutiyani.

“Masyarakat masih banyak yang belum paham tentang postingan bapak yang satu ini mohon pencerahannya. Suwon,” ungkap penguuna akun Instagram @alipwae.

Advertisement

Foto air berwarna kecokelatan di dalam botol yang diunggah sang gubernur juga membuat warganet bingung. “Itu garamnya cair gitu pak @ganjar_pranowo bisa buat campuran bumbu masak?” tanya pengguna akun Instagram @ariskaoctaa.

“Kok garamnya kayak air jamu sih pak @ganjar_pranowo? Apa asin juga sih kalo airnya dari sumur?” tanya pengguna akun Instagram @zakyaufiam.

Sayang, gubernur Jateng itu tak memberikan jawaban mengenai pertanyaan yang ramai dilontarkan warganet. Namun ada sebagian netizen yang menjelaskan bahwa garam di Desa Jono, Grobogan itu dihasilkan dari air asin dari sumur, bukan dari laut.

Advertisement

Sementara foto yang diunggah sang gubernur Jateng itu disebut bleng, air asin gagal mengkristal menjadi garam. “Yang di botol itu namanya bleng, air yang tidak bisa mengendap menjadi garam. Dan bisa dibuat untuk bahan pengawet. Suwun Pak @ganjar_pranowo sudah mengunjungi kota kelahiran saya,” ungkap pengguna akun Instagram @bamtriy14.

Terlepas dari kebingungan itu, warganet juga menyoroti harga garam asal Desa Jono, Grobogan yang diperkenalkan Ganjar tersebut. Warganet menganggap harga garam asal Desa Jono yang mencapai Rp10.000 per kilogram itu tergolong mahal. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif