Teknologi
Kamis, 3 Agustus 2017 - 19:13 WIB

Blokir Dibuka, Telegram Siap Lakukan Sensor Otomatis

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Telegram (Telegram Messenger)

Telegram siap melakukan sensor otomatis untuk konten negatif setelah pemerintah melepaskan blokir.

Solopos.com, JAKARTA — Layanan aplikasi chat asal Rusia, Telegram, siap melakukan self cencoring dalam komitmennya untuk memberangus konten negatif dan terorisme. Komitmen ini merupakan kelanjutan dari kedatangan CEO Telegram Pavel Durov ke Indonesia.

Advertisement

Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan menormalisasi Telegram setelah pertemuan Durov dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Durov bersepakat untuk membantu pemerintah dalam memberantas konten muatan terorisme.

Menkominfo Rudiantara menjelaskan saat ini Telegram tengah menyelesaikan standar dan prosedur untuk pemblokiran konten negatif dan terorisme secara otomatis.

“Dibuat script atau algoriterm di Telegram sendiri secara otomatis, semacam self cencoring. Jadi kalau ada konten, ke blok. kalau masih ada yang lolos dan pasti ada yang lolos, itu bagaimana ada mekanisme yang tangani,” katanya, di Kantor Wakil Presiden, Kamis (3/8/2017).

Advertisement

Cara ini dinilai lebih mendalam untuk menangani konten negatif. Sebelumnya, pemblokiran konten negatif di Telegram hanya bisa dilakukan lewat laporan email.

Sementara itu, Rudiantara menyatakan proses normalisasi atau pembukaan blokir kepada Telegram masih berlangsung. Namun, dia menargetkan dalam waktu dekat akan segera terselesaikan.

“Saya belum tahu lagi selama beberapa hari ini secara teknis. Tapi kalau itu sudah selesai ya dibuka. Minggu ini selesai, dibuka minggu ini. Pekan depan selesai, dibuka pekan depan,” jelasnya.

Advertisement

Rudiantara juga menyatakan setelahnya akan memanggil layanan OTT lainnya seperti Google untuk bersepakat dalam memberantas konten negatif dan terorisme.

“Bukan hanya Telegram. Saya ketemu Facebook kemarin, besok mau ketemu Google, semua mau diundang. Bagaimana kita meningkatkan service level, terutama bagaimana menangani konten yang negatif,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif