Jogja
Rabu, 2 Agustus 2017 - 10:22 WIB

PENATAAN STASIUN TUGU : Nasib Pedagang Tunggu Rapat Pemkot & PT KAI

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari PT.KAI tengah merobohkan kios di sepanjang Jalan Pasar Kembang. (Ujang Hasanudin/ Harian Jogja)

Penataan Stasiun Tugu, pedagang mempertanyakan nasib.

Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah Kota Jogja hingga saat ini belum bisa memberikan solusi atas kejelasan nasib pedagang yang dulu berjualan di Pasar Kembang. Para pedagang berharap, kalau pun tidak ada relokasi, minimal mendapatkan kompensasi supaya ada modal untuk membuka usaha baru.

Advertisement

Para pedagang eks Pasar Kembang sempat menemui Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti di ruanganannya pada Senin (31/7/2017) untuk mengetahui kejelasan nasibnya. Namun Haryadi belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan kepada para pedagang.

“Hasilnya belum ada kejelasan. Beliau [Haryadi Suyuti] mengatakan tetap akan dipikirkan [nasib pedagang] dan dicarikan solusinya. Beliau mau nunggu pertemuan dengan PT KAI [Kereta Api Indonesia] dulu. Katanya secepatnya [pertemuan akan dilangsungkan],” kata Ketua Paguyuban Manunggal Karsa, Rudi Tri Purnama saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (1/8/2017).

Ia menyampaikan pihaknya sempat mempertanyakan kapan pertemuan tersebut akan dilangsungkan dan menuntut adanya jadwal yang pasti. Namun, imbuhnya, Haryadi Suyuti hanya mengatakan pertemuan akan dilakukan secepatnya.

Advertisement

Dia berharap Pemkot bisa sedikit lebih peduli terhadap nasib para pedagang karena menurutnya mereka adalah pedagang resmi yang rutin membayar retribusi, bukan pedagang liar.

“Walaupun sudah keluar Perwal [Peraturan Wali Kota Jogja Nomor 51 Tahun 2017 yang mengatur penghapusan pasar kembang], tapi itu baru keluar sesudah penggusuran,” Selasa (2/8/2017).

Minimal, kata dia, para pedagang bisa diberikan kompensasi, jika memang memberikan lahan baru untuk berjualan dirasa terlalu sulit untuk diwujudkan. Kompensasi sangat penting karena akan dijadikan modal untuk memulai usaha baru.

Advertisement

“Nasib kami tidak jelas. Kami terombang-ambing. Ini sudah hampir sebulan [sejak penggusuran]. [Menurut Saya] Ada saling lempar tanggung jawab antara PT KAI dan Pemkot Jogja,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif