Soloraya
Selasa, 1 Agustus 2017 - 18:15 WIB

PENATAAN PKL SOLO : Ganggu Lalu Lintas, 16 Lapak PKL Perempatan Mlipakan Dibongkar

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo menertibkan PKL di sekitar Perempatan Mlipakan, Jl. Ir. Juanda, Solo, Selasa (1/8/2017). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Penataan PKL Solo, sebanyak 16 lapak PKL di Perempatan Mlipakan dibongkar petugas Disdag.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo menertibkan PKL di sekitar Perempatan Mlipakan, Jl. Ir. Juanda, Solo, Selasa (1/8/2017). Sebanyak 16 PKL terpaksa dipindah karena dinilai mengganggu lalu lintas.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Selasa, Disdag dibantu personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo membongkar sejumlah lapak PKL. Sebagian lapak PKL sudah dibongkar sendiri oleh pemiliknya.

Kasi Pembinaan PKL Disdag Solo, Didik Anggono, mengatakan ada 16 lapak PKL yang ditertibkan. Mereka menempati tempat terlarang karena wilayah itu zona steril PKL.

Advertisement

Kasi Pembinaan PKL Disdag Solo, Didik Anggono, mengatakan ada 16 lapak PKL yang ditertibkan. Mereka menempati tempat terlarang karena wilayah itu zona steril PKL.

“Daerah ini untuk bermanuver kendaraan. Bangunan lapak memang sudah menyesuaikan jalan. Tapi ada keluhan aktivitas PKL mengganggu lalu lintas,” ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi pembongkaran PKL, Selasa.

Ia mengatakan proses pembongkaran berlangsung cepat. Selain karena bangunan PKL kebanyakan adalah bangunan semi permanen, sebagian besar PKL sudah membongkar secara mandiri.

Advertisement

Para PKL itu ada yang meminta dipindah ke Pasar Tanggul, Kelurahan Sewu. Ada pula yang diarahkan untuk berjualan malam hari agar tidak mengganggu ketertiban umum.

“Sisanya mau jualan malam di Jl. Juanda. Mereka boleh berjualan dengan memakai lapak yang bisa dibongkar-pasang. Jadi setelah selesai berjualan langsung dibongkar,” kata dia.

Ia mengatakan Jl. Ir. Juanda dan Jl. Kyai Mojo Semanggi, Pasar Kliwon, menjadi target Disdag Solo. Namun, penertiban akan dilakukan secara bertahap agar masalah PKL bisa rampung dengan maksimal.

Advertisement

“Kami belum bisa menertibkan semuanya dalam waktu bersamaan. Jumlah PKL di Jl. Ir. Juanda ada ratusan. Kalau yang di Jl. Kyai Mojo kami tenggat sampai 31 Agustus mendatang,” tuturnya.

Salah seorang PKL, Surtini, 60, mengatakan sudah membongkar lapaknya pada Minggu (30/7/2017). Penjual ayam bakar tersebut sudah membawa pulang barang-barang di lapaknya.

“Saya sudah tidak berjualan selama tiga hari. Belum tahu mau bagaimana,” ujar warga Sorogenen RT 004/RW 005, Jagalan, itu.

Advertisement

Ia biasanya berjualan pukul 12.00 WIB- 20.00 WIB. Jika diminta berjualan malam, ia yakin omzetnya akan turun drastis.

“Dulu saya pernah libur jualan siang. Lalu buka sore. Hasilnya hanya sekitar Rp100.000. Kalau jualan siang, saya bisa dapat Rp400.000 per hari,” ungkap perempuan yang mengaku menempati lapak PKL tersebut sejak 16 tahun lalu.

PKL lainnya, Pujiastuti, 41, mengaku tak mempermasalahkan pembongkaran lapaknya. Ia masih diizinkan berjualan dengan lapak nonpermanen.

“Saya jual makanan mulai pukul 16.00 WIB sampai malam. Jadi, tak ada masalah,” terang warga RT 001/RW 013 Jagalan tersebut.

Ia menuturkan tak berminat pindah ke Pasar Tanggul karena selama ini memang tak pernah ke sana. Menurut dia, para pelanggan telanjur hafal lokasi ia berjualan.

“Saya melanjutkan usaha ibu saya sejak 10 tahun lalu. Sebelumnya ibu saya berjualan di sana selama 20 tahun,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif