Teknologi
Selasa, 1 Agustus 2017 - 10:15 WIB

Ilmuwan Ungkap Suhu Bumi akan Naik Lebih dari 2 Derajat Celsius

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Solopos/Dok.)

Suhu bumi akan terus naik pada abad ini.

Solopos.com, LONDON — Para ilmuwan menyatakan suhu dunia akan naik lebih dari dua derajat Celsius abad ini. Angka tersebut melebihi angka yang direkomendasikan kesepakatan iklim global.

Advertisement

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change dan dikutip Reuters, Selasa (1/8/2017), menunjukkan peluang 90 persen suhu akan naik abad ini antara 2 sampai 4,9 derajat Celsius.

Para peneliti dari Universitas Washington menemukan hanya 5 persen peluang pemanasan itu berada pada atau di bawah dua derajat Celsius yang justru merupakan target Kesepakatan Iklim Paris 2015 mengenai batas emisi gas rumah kaca yang memanaskan planet ini.

“Tidak mencapai target itu akan menghadapi konsekuensi dramatis pada kehidupan manusia seperti masa kemarau yang lebih panjang dan naiknya permukaan air laut,” kata kepala penelitian itu yang juga profesor pada Universitas Washington, Adrian Raftery.

Advertisement

Penelitian dilakukan menggunakan proyeksi statistik yang didasarkan pada total penduduk dunia, PDB per kapita dan jumlah emisi karbon untuk setiap dolar dari aktivitas ekonomi yang disebut dengan intensitas karbon.

“Analisis kami menunjukkan bahwa target 2 derajat itu adalah skenario paling baik saja. Angka itu bisa dicapai, namun dengan upaya besar dan berkesinambuang di semua sektor selama 80 tahun ke depan,” kata Raftery.

Menurut Program Lingkungan PBB, emisi gas rumah kaca dunia yang kebanyakan berasal dari pembakaran energi fosil kini mencapai 54 miliar ton per tahun dan mesti dipangkas menjadi 42 miliar ton sampai 2030 agar kenaikan suhu tetap di bawah 2 derajat Celsius.

Advertisement

“Melipatgandakan upaya demi meningkatkan efisiensi karbon adalah kunci untuk membatasi pemanasan di masa depan,” kata Raftery kepada Thomson Reuters Foundation.

“Negara-negara perlu mengubah insentif ekonomi untuk produksi karbon, contohnya dengan mengenalkan pajak karbon dan mendorong inovasi yang akan meningkatkan efisiensi energi,” tambah dia.

Raftery menyarankan masyarakat belajar dari negara-negara yang secara khusus efisien karbon, seperti Prancis, yang memiliki infrastruktur transportasi yang sangat rendah karbon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif