Jatim
Senin, 31 Juli 2017 - 21:05 WIB

PMII IAIN Ponorogo Gelar Dialog Kebangsaan untuk Tangkal Radikalisme

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seratusan peserta mengikuti Dialog Kebangsaan untuk menangkal gerakan radikalisme yang diselenggarakan PMII Komisariat IAIN Ponorogo, Senin (31/7/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

PMII IAIN Ponorogo menggelar dialog kebangsaan untuk memperkuat nasionalisme dan rasa cinta Tanah Air.

Madiunpos.com, PONOROGO — Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAIN Ponorogo menggelar Dialog Kebangsaan untuk menangkal gerakan radikalisme di kalangan mahasiswa dan pelajar. Salah satu yang bisa dilakukan yaitu dengan memperkuat tradisi dan budaya yang ada di Indonesia.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di acara yang bertempat di gedung Pramuka Ponorogo, Senin (31/7/2017), seratusan orang mengikuti acara tersebut. Peserta tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi ada juga dari pelajar SMA.

Tiga pemateri dihadirkan dalam acara itu antara lain Ketua GP Ansor Ponorogo, Samsyul Maarif, dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo Rohmadi, dan Aris Risdiana Ekasasmita.

Ketua PMII Komisariat IAIN Ponorogo, Hanif Munawirullah, mengatakan acara ini merupakan respons dari perkembangan kondisi bangsa yang saat ini banyak dijumpai isu-isu radikalisme, anti-Pancasila, gerakan makar, dan lainnya. Isu radikalisme bisa merongrong keutuhan bangsa dan negara yang beragam seperti Indonesia.

Advertisement

Untuk itu, dalam acara ini diharapkan peserta yang merupakan pelajar dan mahasiswa bisa kembali mengingat dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. “Dengan dialog yang menghadirkan tiga narasumber yang kompeten diharapkan bisa memantapkan serta menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air bagi seluruh pemuda,” kata dia.

Ketua GP Ansor Ponorogo, Samsyul Maarif, mengatakan cara paling efektif untuk menolak radikalisme yaitu dengan menguatkan struktur lokal. Selain itu, budaya dan tradisi yang ada juga harus terus dilestarikan.

Dosen Unmuh Ponorogo, Rohmadi, mengatakan akhir-akhir ini kondisi bangsa Indonesia menghangat. Banyak kalangan yang mulai membicarakan mengenai Pancasila sebagai sebuah dasar negara.

Advertisement

“Radikalisme itu terjadi karena ada banyak faktornya. Sehingga jika ada orang yang mengatakan radikal selalu berkaitan dengan agama adalah pernyataan yang tergesa-gesa,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif