Jogja
Minggu, 30 Juli 2017 - 07:22 WIB

Sosialisasikan Hak Anak di Bantul Expo 2017

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Industri Kerajinan JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha

Bantul Expo 2017 juga menjadi ajang sosialisasi

Harianjogja.com, BANTUL — SD Islam Al Azhar 38 sosialisasikan hak-hak anak di Bantul Expo 2017 dengan membuka stand khusus di area Pasar Seni Gabusan. Setiap pengunjung yang mampir ke stand diberikan informasi mengenai hak anak untuk mendapatkan pendidikan, beraktivitas di ruang publik, perlindungan dari kekerasan, bullying dan aksi klithih yang marak beberapa waktu terakhir.

Advertisement

Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 38, Fathul Mujin mengatakan dengan membuka stand di Bantul Expo 2017, pihaknya ingin menunjukkan kepedulian pada anak-anak usia sekolah di Bantul. Ia berharap warga Bantul yang datang ke standnya mendapatkan tambahan pengetahuan, khususnya terkait pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi anak.

Selain itu, hasil kerajinan murid maupun guru yang dipajang di stand merupakan bentuk apresiasi pihak sekolah terhadap karya mereka. Apalagi menurut Fathul, SD Islam Al Azhar 38 memiliki program peningkatan literasi yang sejalan dengan yang dimiliki oleh Disdikpora Bantul. Banyak dari karya yang dipajang merupakan karya tulis yang disusun oleh murid maupun guru.

“Seperti Pawiyatan Adiluhung, itu yang disusun oleh murid,” katanya pada Jumat (28/7/2017).

Advertisement

Kesesuaian visi dan misi SD Islam Al Azhar 38 dengan Pemkab Bantul, menurut Fathul menjadikan sekolahnya ditunjuk kembali oleh Disdikpora untuk mewakili unsur sekolah dasar. Fathul mengatakan penunjukan yang kedua kali ini menegaskan bahwa metode pendidikan SD Islam Al Azhar 38 dianggap model percontohan tingkat sekolah dasar di Bantul.

Koordinator acara, Yuyun Kustinah menjelaskan banyaknya souvenir berupa dolanan anak tradisional yang disiapkan di stand merupakan wujud keprihatinan SD Islam Al Azhar 38 akan permainan anak yang makin lama makin terkikis oleh zaman. Menurutnya sekarang anak-anak usia sekolah banyak beralih ke gadget sehingga ketrampilan motoriknya makin menurun. “Padahal Bantul ini terkenal dengan kearifan lokal. Salah satunya ya dolanan anak ini,” katanya.

Maka menurutnya, souvenir berupa dolanan anak tersebut nantinya akan dibagikan kepada para pengunjung yang datang ke stand. Harapannya agar warga Bantul sadar akan pemenuhan hak-hak anak yang berkaitan dengan mengembalikan kodrat anak untuk bermain dan belajar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif