Jogja
Minggu, 30 Juli 2017 - 14:20 WIB

Pasutri Tewas Diduga Bunuh Diri Jadi Duka bagi Pengemudi Online di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di rumah duka, gang di RT 5 Dusun Dongkelan, Desa Panggungharjo, Sewon. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Di tengah upaya memperjuangkan nasibnya, Paguyuban Pengemudi Online Jogja (PPOJ) justru dilanda duka

Harianjogja.com, BANTUL-Di tengah upaya memperjuangkan nasibnya, Paguyuban Pengemudi Online Jogja (PPOJ) justru dilanda duka. Salah satu sesepuh sekaligus teladan mereka ditemukan meninggal dengan cara yang cukup mengenaskan: gantung diri. Seberapa besar peran almarhum bagi PPOJ?

Advertisement

Dengan lebar yang tak lebih dari tiga meter, gang di RT 5 Dusun Dongkelan, Desa Panggungharjo, Sewon itu penuh sesak. Ratusan orang menyemut, berarak menuju sebuah rumah berkeramik cokelat yang terasnya tampak teduh terlindungi tenda dan terpal biru.

Tiga papan karangan bunga bertuliskan ucapan berduka cita berjejer di sepanjang jalan menuju rumah itu. Ada nama Daniel Priyono dan istrinya Dwi Septi Respati Dewi tertulis di situ.

Di bawah bimbingan seorang pendeta, ratusan pelayat khidmat mendoakan dua tubuh yang terbujur kaku di teras rumah itu. Tak ada air mata memang, tapi terlihat sekali, di wajah mereka yang tertunduk, sebuah kesedihan yang berbalut ketidakpercayaan, bahwa suami istri itu harus pergi dengan cara yang sama sekali tidak disangka-sangka. “Jelas kaget. Sebelum meninggal, Pak Daniel itu masih sempat bercengkrama dengan kami,” lirih Fano Handrian, salah satu rekan Daniel, Sabtu (29/7/2017).

Advertisement

Almarhum memang bukan siapa-siapa, dia hanyalah warga biasa, yang hingga penghujung usianya, masih berupaya menghidupi istri dan dua anaknya, dengan cara yang banyak dilakukan oleh ayah pada umumnya.

Tapi tidak bagi Fano dan kawan-kawannya. Bagi mereka, pekerjaan sebagai pengemudi armada taksi online merupakan sebuah kebanggaan.

Begitu pula Daniel. Bagi Fano, Daniel lebih dari sekadar seorang kawan seprofesi. “Daniel itu adalah salah satunya yang kami tuakan sesama pengemudi taksi online,” aku Fano lagi.

Bersambung halaman 2, Memang, semasa hidup, Daniel seolah tak hanya bekerja

Advertisement

Memang, semasa hidup, Daniel seolah tak hanya bekerja. Tak hanya menghidupi keluarganya saja, almarhum ternyata memiliki peran penting bagi komunitas pengendara taksi online itu.

Memang, semasa hidup, Daniel seolah tak hanya bekerja. Tak hanya menghidupi keluarganya saja, almarhum ternyata memiliki peran penting bagi komunitas pengendara taksi online itu.

Sebagai angkatan pertama pengendara angkutan umum berbasis online di Jogja, Daniel memang seolah punya mimpi. Ia seperti yakin, suatu saat nanti angkutan umum berbasis online akan menjadi pionir dalam dunia transportasi wisata di Jogja.

Demi mewujudkan mimpi itu, almarhum seolah rela melakukan apa saja. Salah satu yang ia lakukan pertama kali adalah menyatukan semua pengendara yang saat itu masih tercerai berai.

Advertisement

Sekitar tahun 2016 lalu, bersama sejumlah pengendara lainnya, ia pun mengaktifkan kembali koperasi sebagai wadah mereka untuk mewujudkan mimpi itu. “Lewat koperasi itulah, almarhum memberi teladan bagi kawan-kawan lainnya,” katanya.

Teladan itu, salah satu yang masih sangat diingat oleh Yasser Arafat. Dengan suara yang juga lirih, pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Paguyuban Pengemudi Online Jogja (PPOJ) itu mengaku, almarhum adalah sosok yang tak bisa dipisahkan dari komunitas pengemudi online di Jogja.

Dahinya mendadak mengerut. Ia mencoba mengingat kembali apa saja yang sudah dilakukan pendahulunya itu bagi komunitas. Satu yang ia ingat, almarhum adalah salah satu pengendara yang tak ragu berbagi rejeki dengan pengemudi lainnya. “Dia selalu berbagi penumpang dengan kawan-kawannya. Kalau ada orderan, dia sering melemparnya ke koperasi untuk ditindaklanjuti oleh pengemudi yang lain,” kenang Yasser.

Bersambung halaman 3, selama ini hubungan keluarga Daniel…

Advertisement

Terlebih, sepengetahuannya, selama ini hubungan keluarga Daniel cenderung terlihat baik-baik saja.

Terlebih, sepengetahuannya, selama ini hubungan keluarga Daniel cenderung terlihat baik-baik saja. Bahkan, tak jarang ketika berada di Angkringan Kobar, Kotabaru, yang selama ini menjadi basecamp dari para pengendara online, Daniel membawa serta istri dan anaknya.

Itulah sebabnya, bersama PPOJ, ia pun berjanji akan meneruskan perjuangan almarhum mewujudkan mimpi besarnya. Terlebih, saat ini mereka tengah memperjuangkan haknya untuk kembali mengais rezeki di jalanan Yogyakarta.

Kepergian sahabat sekaligus teladannya itu seharusnya bisa menjadi tambahan energi untuk kembali meneruskan langkah perjuangan itu.

Kini, ia dan kawan-kawannya tengah berupaya menuntut pemerintah agar mencermati ulang Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 32/2017 tentang Angkutan Sewa Khusus. Ia menilai, pergub tersebut tidak berpihak pada para pengemudi online. Mulai dari ketentuan mengenai kewajiban tiap unit angkutan sewa khusus berbadan hukum, uji kir, hingga surat kendaraan yang harus beratasnama perusahaan. “Kalau dipaksakan seluruh unit berbadan hukum, maka nanti tak ada bedanya dengan taksi argometer. Kami ini kan angkutan sewa khusus,” cetusnya, dengan mimik yang mendadak tegang.

Tak hanya sebagai teladan, sosok Daniel baginya juga merupakan teman yang baik. Mulai dari obrolan santai, hingga perbincangan serius soal koperasi dan komunitas, selalu menjadi tema menarik ketika dibahasnya bersama almarhum.

Advertisement

Hebatnya, Daniel nyaris tak pernah sekali pun mengeluh, baik itu soal pekerjaan maupun masalah keluarganya. Oleh karena itulah, apa yang terjadi dengan keluarga Daniel, ia sama sekali tak tahu menahu, termasuk terkait dengan isi surat wasiat yang ditulis Daniel sesaat sebelum ia mengakhiri nyawa pada seutas tali di rumah milik kerabatnya. “Bagaimanapun, beliau adalah ayah yang baik, sepengetahuan kami,” Parjono, salah satu tetangga almarhum menimpali.

Memang, jejak kasih sayang Daniel terhadap kedua buah hatinya, Nawa, 20, dan Mikael, 12 jelas terlihat. Tak hanya sejumlah uang dan mobil baru yang ditinggalkannya, Daniel juga mengabadikan nama sulungnya sebagai merk es krim yang ia produksi beberapa tahun terakhir.

Kini, Parjono dan tetangga yang lain hanya bisa turut mendoakan suami istri itu. Mereka tak ingin tahu lebih jauh persoalan apa yang terjadi antara Daniel dan istrinya. “Pak Daniel adalah tetangga yang baik. Itu sudah cukup. Apa yang terjadi dengan istrinya, biar itu jadi rahasia keluarga mereka saja,” kata Parjono.

Advertisement
Kata Kunci : Pasutri Bunuh Diri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif