Soloraya
Minggu, 30 Juli 2017 - 21:35 WIB

HUT KLATEN : Suara "Klunthing" di Tengah Musik Pengiring Gambyong Kolosal

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para penari menampilkan Tari Gambyong secara kolosal di sepanjang Jl. Pemuda, Minggu (30/7/2017) pagi. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

HUT Klaten, ribuan penari membawakan Tari Gambyong di Jl. Pemuda Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Ribuan penari berlenggak-lenggok di sepanjang Jl. Pemuda, Klaten, Minggu (30/7/2017) pagi. Mereka menunjukkan kebolehan menampilkan Tari Gambyong.

Advertisement

Selama sekitar 30 menit, para penari menampilkan dua jenis tari Gambyong yakni Gambyong Jaka Tarub dan Pareanom. Pada penampilan pertama, atraksi mereka berjalan lancar termasuk musik pengiring yang diputar.

Penampilan mereka disambut riuh tepuk tangan penonton yang memadati sepanjang tepi Jl. Pemuda. Para peserta Tari Gambyong kolosal itu lantas melanjutkan penampilan kedua. Namun, penampilan mereka sempat tertunda lantaran CD berisi musik pengiring untuk penampilan kedua terbawa panitia yang tak hadir lantaran menggelar hajatan.

Advertisement

Penampilan mereka disambut riuh tepuk tangan penonton yang memadati sepanjang tepi Jl. Pemuda. Para peserta Tari Gambyong kolosal itu lantas melanjutkan penampilan kedua. Namun, penampilan mereka sempat tertunda lantaran CD berisi musik pengiring untuk penampilan kedua terbawa panitia yang tak hadir lantaran menggelar hajatan.

Masalah itu segera teratasi ketika salah satu peserta bergegas menuju panggung membawa ponsel yang di dalamnya berisi musik pengiring tari Gambyong. Tari kolosal pun dilanjutkan.

Di tengah penampilan, suara “Klunting..!!!” terdengar pada pengeras suara bersamaan dengan musik pengiring terhenti sesaat. Suara yang menandakan pesan diterima pada ponsel itu terdengar hingga tiga kali.

Advertisement

Para penari yang tampil merupakan pelajar SD dan SMP. Mereka menari di sepanjang Jl. Pemuda dari simpang lima Plaza Klaten hingga tugu Perwari. Jumlah penari yang tampil pagi itu sekitar 2.600 orang.

Untuk menyajikan dua jenis tari Gambyong pada acara yang digelar untuk memperingati Hari Jadi Klaten dan Kemerdekaan Indonesia itu, para penari sudah bersiap sejak pagi buta. Seperti rombongan penari asal Kecamatan Kemalang.

Sejak pukul 03.00 WIB, sebanyak 40 siswa SD dan 40 siswa SMP sudah bergegas menuju salah satu sanggar tari di kecamatan lereng Gunung Merapi itu untuk berdandan. Rasa puas dan lega ditunjukkan orang tua para siswa yang menunggu anak mereka tampil hingga bubar.

Advertisement

“Bangun itu pukul 02.00 WIB. Kemudian pukul 03.00 WIB mulai rias. Rasanya puas. Ini penampilan pertama,” kata Keti, 30, ibu dari salah satu peserta bernama Zahra, 10, asal Desa Keputran, Kecamatan Kemalang.

Guru yang melatih para siswa asal Kemalang menampilkan tari Gambyong, Isdiyati, 40, mengatakan persiapan ikut Tari Gambyong kolosal itu selama 10 hari. “Untuk siswa SMP itu hanya empat kali latihan. Penampilan mereka lumayan,” kata guru SD di wilayah Kecamatan Kemalang itu.

Plt. Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan Tari Gambyong kolosal digelar untuk melestarikan salah satu tari tradisi asal Jawa Tengah. “Ke depan kami akan kegiatan-kegiatan yang mungkin istilahnya melestarikan budaya daerah termasuk budaya di Klaten,” katanya.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Joko Wiyono, mengatakan selain sekolah para peserta juga berasal dari sanggar-sanggar tari di Klaten. “Jadi ini ada dua jenis tari Gambyong Jaka Tarub dan Pareanom. Yang kemarin memang disepakati Pareanom. hanya mungkin yang membawa kaset ke sini, kemarin tidak ikut rapat yang diberikan hanya Jaka Tarub ini. ini justru bisa dua jenis tarinya. Alhamdullillah kelar,” katanya.

Joko berharap dari tari tersebut para siswa semakin mengembangkan diri untuk belajar jenis tari lainnya. “Dari acara ini semua siswa harapannya mereka mencintai jenis tari tradisi yang lain,” urai dia.

Selain menampilkan Tari Gambyong kolosal, pada acara itu juga digelar launching Program Tahun Keselamatan untuk Kemanusiaan dari Polres Klaten. Acara ditandai dengan pelepasan ikatan balon udara oleh Plt. Bupati serta jajaran Muspida.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif