Jogja
Minggu, 30 Juli 2017 - 09:22 WIB

EKONOMI KREATIF : Pertahankan Penjualan, Purwanto Rajin Ikut Pameran

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga yang berasal Surabaya tengah berfoto di spot tampir, salah satu spot andalan di Taman Bambu Kuning, Waduk Sermo, Kulonprogo, Jumat (28/7/2017). ( I Ketut Sawitra Mustika/JIBI/Harian Jogja)

Ekonomi kreatif berupa kerajinan kulit

Harianjogja.com, JOGJA — Produk kerajinan kulit semakin banyak beredar di pasaran. Selama sembilan tahun merintis bisnis produk tas kulit, Purwanto, terus melakukan pengembangan produk tanpa mengesampingkan tren masa kini.

Advertisement

Diakui Purwanto, persaingan bisnis kerajinan kulit saat ini semakin ketat. Maka dari itu, inovasi dan penguatan produk yakni dari bahan baku hingga desain penting untuk terus dipertahankan.

“Untuk itu, kami selalu berupaya mempertahankan kualitas produk dan paling penting terus mengembangkan inovasi produk agar dapat terus menarik konsumen,” ujar Purwanto saat ditemui Harianjogja.com di stannya saat menggelar pameran di Atrium Malioboro Mall Jogja, Jumat (28/7/2017).

Advertisement

“Untuk itu, kami selalu berupaya mempertahankan kualitas produk dan paling penting terus mengembangkan inovasi produk agar dapat terus menarik konsumen,” ujar Purwanto saat ditemui Harianjogja.com di stannya saat menggelar pameran di Atrium Malioboro Mall Jogja, Jumat (28/7/2017).

Usaha yang dilabeli dengan merek Ajeng ini dimulai secara kecil-kecilan sembilan tahun silam. Purwanto mengatakan saat itu pemasaran dilakukan ke orang-orang terdekat, sebelum akhirnya dapat mengikuti sejumlah pameran UMKM.

Bahkan, produk tas kulit yang dibuatnya kini lebih banyak terjual melalui acara seperti pameran yang banyak digelar di pusat-pusat perbelanjaan, baik di Jogja maupun luar kota seperti Jakarta.

Advertisement

Selama ini, produk kerajinan kulit identik sebagai barang yang lebih banyak digandrungi kalangan atas dan orang tua. Namun, seiring dengan pengembangan desain yang mengacu pada tren fashion yang berkembang, membuat produk tas kulit yang dikembangkan Purwanto menjadi lebih disukai semua kalangan.

Purwanto mengungkapkan dari segi harga, tas kulit berbahan baku kulit sapi buatannya juga banyak digandrungi anak-anak muda. Terutama untuk produk dengan harga Rp700.000 ke bawah.

“Pengembangan produk, bagi saya tidak hanya mengacu pada permintaan pasar saja. Tetapi juga dari tren, terutama tren dari tas-tas bermerek, yang biasanya banyak menjadi acuan konsumen sebelum membeli tas,” papar Purwanto.

Advertisement

Tas kulit yang diproduksi Purwanto di showroomnya di Dusun Prumpung, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman ini terdiri dari beragam model. Dari model fancy seperti handbag, sling bag hingga model ransel. Dalam seminggu, sedikitnya 20 sampai 60 tas diproduksi sepuluh karyawannya.

Selain tas kulit, produk lain yang dikembangkan yakni ikat pinggang, dompet dan gantungan kunci. Sedangkan untuk harga, Purwanto tidak mematok harga produk dengan harga yang tinggi.

“Range harga dari Rp250.000 sampai Rp2 jutaan. Saya tidak jual mahal-mahal, karena untuk pasar produk kerajinan kulit, harga yang terlalu tinggi itu sulit laku,” imbuh Purwanto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif