Jogja
Minggu, 30 Juli 2017 - 20:20 WIB

7 Satwa Langka akan Dilepasliarkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah relawan dan tenaga ahli, sedang melakukan morfometri (mengukur bentuk dan ukuran tubuh) kepada seekor elang brontok, di WRC, Sendangsari, Pengasih, Minggu (30/7/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Tujuh individu satwa langka dan dilindungi, akan dilepasliarkan pada peringatan puncak Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2017

Haraianjogja.com, KULONPROGO-Tujuh individu satwa langka dan dilindungi, akan dilepasliarkan pada peringatan puncak Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2017, di Taman Nasional Baluran, pada 10 Agustus 2017 mendatang.

Advertisement

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta (BKSDA DIY) Junita Prajanti menjelaskan, ketujuh satwa langka terdiri dari terdiri dari seekor elang brontok (Nisaetus chirhatus), empat ekor elang alap jambul (Accipiter trivirgatus) dan dua ekor landak raya (Histrix brachiura).

Semuanya merupakan satwa yang telah direhabilitasi di Wildlife Rescue Centre (WRC) selama jangka waktu tertentu. Berasal dari sitaan kepolisian atau diserahkan langsung oleh masyarakat.

“Dari jumlah satwa yang akan dilepasliarkan, mayoritas sitaan. Secara umum, kesadaran masyarakat sudah cukup baik, mereka memahami bahwa sejumlah satwa adalah dilindungi, namun perdagangan ilegal masih terjadi, kami menindaklanjutinya bersama kepolisian,” ujarnya, Minggu (30/7/2017).

Advertisement

Pelepasliaran merupakan sebuah aksi masyarakat untuk menjadikan konservasi alam sebagai sikap hidup dan budaya di Indonesia, imbuh dia. Setiap anggota masyarakat harus turut menjaga keanekaragaman hayati. Hal itu pula yang kemudian menjadikan peringatan HKAN 2017 mengambil tema Konservasi Alam, Konservasi Kita.

Harapannya, masyarakat semakin peduli untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Peringatan HKAN di Kulonprogo sendiri, juga akan diisi dengan camping keanekaragaman hayati di kompleks Taman Nasional Suaka Margasatwa Waduk Sermo, Kokap.

Manajer Konservasi WRC, Randy Kusuma mengatakan, Baluran dipilih menjadi lokasi pelepasliaran, mengingat Baluran adalah area yang dilindungi, habitat elang dan landak, sumber makanan melimpah, serta akses masyarakat yang jelas dan teramati.

Advertisement

Seharusnya ada sembilan individu yang harus dilepasliarkan, namun dua lainnya dinyatakan belum siap. Selain direhabilitasi, sebelum dilepas ke alam, dilakukan pengukuran dan pemasangan cincin penanda di bagian tubuh mereka oleh Indonesia Bird Banding Scheme dan Paguyuban Pengamat Burung Jogja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif