Jogja
Sabtu, 29 Juli 2017 - 22:25 WIB

KEKERINGAN GUNUNGKIDUL : Warga Berebut Air Bersih Gratis

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Dusun Ngricik, Desa Melikkan, Kecamatan Rongkop berbondong-bondong untuk mengambil air bersih di bak penampungan yang telah diisi air bantuan dari swasta pada Jumat (28/7/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja

Kekeringan Gunungkidul semakin terasa.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Dampak kekeringan yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul semakin dirasakan warga. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka harus membeli air tangki dari swsata yang harganya ratusan ribu. Oleh sebab itu ketika ada bantuan air bersih, warga rela mengantre, bahkan berebut untuk mendapatkan air bersih gratis.

Advertisement

Bantuan 100 tangki air bersih digelontorkan di 13 Dusun di Desa Melikan, Kecamatan Rongkop pada Jumat (28/7/2017). Sejumlah warga pun antusias saat sejumlah mobil tangki pembawa air mulai datang. Bahkan banyak diantara warga yang berebut untuk mendapatkan air secara cuma-cuma tersebut.

Salah seorang warga di Dusun Ngrcik, Desa Melikan, Mujiyono mengaku ikut mengantre dan bahkan berebut untuk mendapatkan air bersih gratis. Pasalnya dia sudah tidak memiliki persediaan air bersih yang cukup. Pun demikian telaga yang ada di desa juga sudah mengering. Sehingga selama lebih dari dua bulan terakhir dirinya harus membeli air tangki swasta yang harganya Rp120.000 per tangki.

“Saya sampai jual ternak untuk membeli air mencukupi kebutuhan harian. Satu tangki biasanya hanya cukup untuk minum, masak dan mandi selama tiga pekan,” kata dia, Jumat (28/7/2017).

Advertisement

Sejumlah warga Dusun Ngricik, Desa Melikkan, Kecamatan Rongkop berdesakkan untuk mengambil air bersih di bak penampungan yang telah diisi air bantuan dari swasta pada Jumat (28/7/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Selama musim kemaru ini, Mujiyono mengaku sudah membeli air tangki volume 5000 liter sebanyak tiga kali untuk mencukupi kebutuahan air keluarganya. Untuk membeli air tersebut dia terpaksa menjual hewan ternak seperti ayam atau kambing miliknya.

Namun dia bersyukur tidak harus menjual hewan ternak lebih banyak lagi. Pasalnya meskipun tidak mencukupi seluru kebutuhan air bersih sepanjang musim kemarau, bantuan air dari pemerintah atau swasta dinilainya sangat membantu.

Advertisement

Ketua Rukun Tetangga (RT) 01 Dusun Ngricik, Warsidi mengatakan warga memang kesulitan air bersih ketika musim kemarau. Sehingga hal itu membuat warga rela antri panjang dan bahkan berebut saat mendapatkan bantuan air bersih. “Hampir setiap tahun pas kekeringan warga banyak yang mengantre untuk dapat air bersih gratis,” kata dia.

Lanjutnya lagi, hampir setiap tahunnya bencana kekeringan memang selalu terjadi di dusunnya. Dan sejak puluhan tahun hal itu terus berulang. Beberapa tahun lalu sempat dibangun akses air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun hingga kini air belum dapat dialirkan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Budhi Harjo mengatakan pendistribusian bantuan air bersih memang tidak ada target khusus. Namun dilakukan berdasarkan permintaan Kepala Desa ataupun Camat setempat.“Tidak ada target khusus, hanya saja di Desa Melikan, memang sudah ada permintaan dari kepala desa untuk dikirim air bersih,” kata dia.

Budhi berharap jika terdapat pihak swasta yang hendak memberikan bantuan air bersih agar berkoordinasi dengan BPBD. Hal itu agar bantuan air bersih kepada warga dapat didistribusikan secara merata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif