Jogja
Sabtu, 29 Juli 2017 - 12:22 WIB

INFRASTRUKTUR JOGJA : Ratusan Miliar Dianggarkan untuk Pembangunan 2 Bendungan di DIY

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Infrastruktur Jogja untuk pengairan

Harianjogja.com, JOGJA — Seperti diketahui, saat ini Bendung Karang memang belum ditangani sama sekali. Penanganan memang baru dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018 sebesar Rp6 miliar.

Advertisement

Baca Juga : Kritis, Tak Ada Normalisasi Sungai Di DIY

“Sungai memang wilayah kami, tapi kalau infrastrukturnya kan wewenang pemerintah setempat,” ucap Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Tri Bayu Aji, Jumat (28/7/2017).

Secara keseluruhan, kegiatan bernilai besar yang dikerjakannya tahun ini di DIY adalah pembangunan dua bendungan, Kamijoro (Pajangan, Bantul) dan intake Kalibawang (Kulonprogo). Pembangunan Bendungan Kamijoro yang pelaksanaannya sempat molor dua bulan itu sudah dimulai sejak tahun ini. Sementara untuk rehab saluran irigasi Kalibawang, pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp200 miliar lebih.

Advertisement

“Jadwalnya, pengerjaan bendungan itu selama 2,5 tahun. Anggaran yang kami siapkan sebesar Rp180 miliar,” katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah merencanakan rehab 5-6 titik sabo dam di sekitar Kaliworo yang berada di perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten. Untuk rehab sabo dam yang beberapa tahun silam rusak akibat terjangan banjir lahar hujan itu, pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp400 miliar.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto membenarkan kritisnya kondisi sungai tersebut. Kabupaten Bantul yang menjadi hilir dari sejumlah sungai besar di DIY memang kerap jadi korbannya. Berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya ada tiga sungai besar yang sangat berpotensi terjadi banjir, yakni SungaiWinongo, Sungai Code dan Sungai Bedog.

Advertisement

Bila debit aliran air tinggi limpasannya bisa meluap ke perkampungan sekitar. Pun begitu, perlu diwaspadai pula pecahan anak sungai Opak, Oya dan Gajah Wong yang banyak melewati kampung-kampung. Upaya mewaspadai dampak terjadinya banjir kiriman itu, pihaknya selalu berkoordinasi dengan petugas di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta untuk meminta informasi kenaikan debit air.

“Masyarakat yang ada di tepi sungai tersebut meningkatkan kewaspadaannya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif