Jateng
Sabtu, 29 Juli 2017 - 02:50 WIB

Apindo Jateng Prediksi Ekspor Membaik Tahun 2018

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas ekspor melalui pelabuhan (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe)

Apindo Jateng memprediksi kinerja ekspor baru bakal membaik pada tahun 2018 mendatang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah memperkirakan kinerja ekspor Jateng baru akan membaik pada tahun 2018.

Advertisement

“Sebetulnya kondisi saat ini sudah mulai bergeliat, tetapi akan makin baik di tahun depan,” kata Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi di Kota Semarang, Jumat (28/7/2017).

Ia mengatakan prediksi tersebut didasarkan kenyataan belum stabilnya kondisi pasar global pada saat ini. Menurut dia, hal itu dipastikan bakal berdampak pada belum membaiknya kinerja ekspor Jateng.

Belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng melaporkan nilai ekspor provinsi ini pada bulan Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 25,16% jika dibandingkan dengan bulan Mei. Berdasarkan data, nilai ekspor Jateng pada bulan Juni mencapai US$409,61 juta atau turun dari bulan Mei sebesar US$547,33 juta.

Advertisement

Sedangkan jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, nilai ekspor di bulan Juni 2017 juga mengalami penurunan. BPS mencatat penurunan tersebut sebesar 24,86% atau setara dengan US$135,52 juta.

Terkait hal itu, Frans berharap Atase Perdagangan Republik Indonesia yang berada di luar negeri membantu pemasaran produk orientasi ekspor. “Mengenai hal ini kami sudah meminta atase perdagangan yang berada di luar negeri untuk membantu dunia usaha di Indonesia, karena yang paling tahu kondisi pasar di sana kan mereka,” katanya.

Ia mengatakan permintaan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Apindo agar ekspansi pasar ekspor produk Indonesia, salah satunya dari Jawa Tengah makin luas. Sementara itu, mengingat kinerja ekspor belum sepenuhnya membaik, Apindo berupaya mengimbau kepada para pengusaha agar melakukan efisiensi produksi.

Advertisement

“Efisiensi produksi ini untuk menghemat bahan baku, selain itu juga untuk menjaga daya saing agar tidak kalah dari negara produsen lain,” katanya.

Menurut dia, Indonesia harus mewaspadai sejumlah negara di Afrika yang menjadi negara produsen baru. “Yang saya tahu, upah tenaga kerja di sana lebih rendah dibandingkan di Indonesia. Kalau kita tidak melakukan efisiensi-efisiensi tentu suatu saat akan kalah saing dengan Afrika,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif