Jogja
Jumat, 28 Juli 2017 - 19:20 WIB

PERTANIAN KULONPROGO : Mencegah Wereng Dengan Pengawasan Rutin

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani bernama Samidi menunjukkan batang tanaman padi yang rusak akibat penyakit patah leher di lahan pertanian padi di wilayah Desa Demangrejo, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, Kamis (21/7/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Para petani dianjurkan untuk melakukan pengawasan rutin mulai dari awal penanaman padi hingga menjelang panen

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Para petani dianjurkan untuk melakukan pengawasan rutin mulai dari awal penanaman padi hingga menjelang panen agar ancaman gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) wereng batang coklat bisa segera diantisipasi.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Kulonprogo Ngadiran dalam sosialisasi antisipasi dan pengendalian wereng batang coklat di Aula Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Kamis (27/7/2017).

Ngadiran menyatakan biasanya para petani terkecoh dengan keberadaan wereng batang coklat. Mereka tidak melakukan pengamatan yang rutin dan seksama untuk mendeteksi keberadaan wereng batang coklat sehingga baru ketahuan saat panen tiba.

“Wereng batang coklat biasanya menyerang saat sebelum panen, tepatnya dua pekan sebelum panen. Petani kadang merasa sawahnya tidak ada yang salah. Liat tanamannya bagus, tapi ternyata ada titik-titik dimana wereng tumbuh,” ujarnya seusai sosialisasi.

Advertisement

Ia menyebut langkah-langkah pengendalian harus dilakukan dari awal, supaya perkembangan hama tersebut bias diketahui secepat mungkin. Sehingga populasi dan serangannya bisa terkendali. Karena jika sudah menyebar tentu akan merugikan petani sendiri.

Selain menghimbau petani untuk melakukan pengamatan secara dini dan rutin, Ngadiran juga berharap petani bisa mengembangkan parasitoid atau musuh alami wereng batang coklat (contoh : laba-laba harimau dan kepik mired) serta menumpuk jerami di lahan.

“Pengelolaan eksosistem yang sehat juga penting. Jangan sembarangan menggunakan pestisida terus menerus, tanpa ada rekomendasi POPT. Petani itu kan apa yang dimaui, itu yang dilakukan, tapi kalau sudah ada rekomendasi POPT artinya sudah jelas pestisidanya khusus untuk wereng batang coklat atau bukan,” tambahnya.

Advertisement

Tapi ia menyebut kondisi di Kulonprogo sampai saat ini masih terbilang aman, serangan wereng batang coklat belum mencapai angka diatas 50% yang bisa menyebabkan gagal panen.

Menurutnya ada beberapa titik di Kuloprogo yang pada panen sebelumnya ada serangan OPT tersebut seperti di Kecamatan Girimulyo, Pengasih, Nanggulan, dan Sentolo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif