Jogja
Kamis, 27 Juli 2017 - 17:20 WIB

WISATA SLEMAN : ORI DIY Cek Pungli Kaliadem, Hasilnya?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keramaian pengunjung di objek wisata Kaliadem.

Wisata Sleman, pungli Kaliadem mendapat perhatian ORI DIY

Harianjogja.com, SLEMAN — Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY mendatangi Dinas Pariwisata berkaitan dengan polemik pungutan liar yang terjadi di wilayah objek wisata Kaliadem, Cangkringan. Diakui ada unsur pemaksaan terkait penarikan biata maupun nominal yang dilakukan kepada wisatawan.

Advertisement

Baca Juga : WISATA SLEMAN : Penarikan di Kaliadem Termasuk Pungutan Liar, Termasuk Korupsi?
Muhammad Rifky, asisten ORI DIY mengatakan kedatangan pihaknya merupakan respon dari pemberitaan di media massa yang sudah sangat massif soal masalah ini.

“Menjadi urgen, jadi meminta klarifikasi dari pemangku kepentingan,”ujarnya kepada wartawan ditemui usai pertemuan di Sleman, Rabu (26/7/2017).

Pertemuan itu menghasilkan sejumlah data maupun fakta kronologis meski belum ada kesimpulan apapun karena masih dalam tahap awal. Namun, Rifki menyebutkan jika pemerintah daerah mengakui ada pemaksaan yang dilakukan oleh pelaku objek wisata setempat dan saat itu sudah dilakukan penataan.

Advertisement

Lebih lanjut, pihaknya juga akan melakukan cek lapangan serta mendalami regulasi yang ada. Rifki menilai ada sejumlah aspek yang perlu dtinjau langsung salah satunya mengenai pembatasan wisatawan untuk naik sendiri ke areal Kaliadem termasuk petilasan Mbah Marijan.

“Kendaraan [wisatawan] dilarang siapa, apakah di sana ada rambu atau hanya warga dengan motif supaya ojeknya laku, itu yang menjadi akar masalah,”terangnya.

Ketentuan akan larangan tersebut juga harus jelas dan alternatif apa saja yang dimiliki oleh wisatawan. Rifki mengatakan nominal yang diberlakukan juga tidak semata-mata bisa diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar namun juga harus memperhatikan aspirasi masyarakat. Kekhawatirannya, tarif yang tak terkontrol kemudian malah akan mematikan wisata ini dalam jangka panjang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif