Jogja
Kamis, 27 Juli 2017 - 05:22 WIB

TIONGHOA JOGJA : JCACC Ajak Pemuda Tionghoa Garap Pementasan Drama Dewi Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penggalan adegan turunnya Putri Bulan dalam cerita rakyat Tiongkok saat perayaan Tiong Ciu di Kelenteng Poncowinatan, Jogja, Senin (8/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana)

Tionghoa Jogja, perayaan Tiong Ciu dipersiapkan

Harianjogja.com, JOGJA — Mempersiapkan perayaan Tiong Ciu, pemuda dan pemudi dari berbagai paguyuban Tionghoa di Jogja bersatu menggarap pementasan Drama Legenda Dewi Bulan. Pementasan ini akan menjadi acara utama dalam perayaan yang juga dikenal sebagai Festival Kue Bulan.

Advertisement

Anggota Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) Bekti mengatakan pelaksanaan Tiong Ciu di Jogja biasanya digelar sekitar bulan September.

“Drama ini menjadi penampilan utama dari festival Tiong Ciu. Biasanya digelar di halaman Klentheng Poncowinatan,” ujar Bekti kepada Harianjogja.com, Rabu (26/7/2017).

Bekti mengatakan selain penampilan drama, seperti biasanya beragam acara menarik akan diselenggarakan. Di antaranya lelang barang dari kue bulan hingga liontin, serta beragam acara seni dan hiburan lainnya.

Advertisement

“Untuk acara drama, juga akan ada yang berbeda. Selain penampilnya, cerita juga akan disesuaikan dengan legendanya,” jelas Bekti.

Penanggungjawab Pementasan Drama Legenda Dewi Bulan, Ernest Lianggar Kurniawan mengatakan drama Legenda Dewi Bulan merupakan pementasan wajib yang selalu ditampilkan dalam festival ini. Kali ini, pementasan ini akan ditampilkan oleh anak-anak muda Tionghoa dari berbagai paguyuban.

“Kami juga turut melibatkan Koko dan Cici Jogja untuk menyukseskan pementasan ini. Kami sudah mulai latihan sejak beberapa bulan lalu, termasuk menyiapkan dubbing untuk pentas nanti,” ungkap Ernest.

Advertisement

Ernest menambahkan selama ini acara-acara budaya Tionghoa selalu dipersiapkan oleh generasi tua. Kali ini, generasi muda diajak berpartisipasi penuh untuk menyukseskan gelaran budaya ini.

Selain itu, melalui drama ini diharapkan dapat mendorong persatuan seluru pemuda dan pemudi Tionghoa di Jogja untuk dapat selalu bersama-sama melestarikan kebudayaan ini. “Cerita yang nanti ditampilkan juga akan dikonsep sesuai dengan selera anak muda. Tujuannya, agar mereka juga memahami ceritanya dan ada rasa keinginan untuk menjaga dan melestarikan budaya ini,” jelas Ernest.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif