Soloraya
Kamis, 27 Juli 2017 - 07:35 WIB

PENDIDIKAN KARANGANYAR : Permen Biji Pepaya Bikinan Siswi SMK Ini Bisa Obati Cacingan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua siswa SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar membuat permen pepaya di sekolahnya, Rabu (26/7/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pendidikan Karanganyar, dua siswi SMK membuat permen dari biji pepaya.

Solopos.com, SOLO — Biji pepaya yang biasanya dibuang ternyata bisa menjadi lebih berguna. Hal ini dibuktikan oleh dua siswa SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar.

Advertisement

Dua siswa SMK tersebut, Upik Angela Pratiwi, 16, warga Jatiyoso dan Rahmawati Agustina, 16, warga Jumantono, mengubah biji pepaya menjadi permen berkhasiat tinggi. Permen buatan dua siswa SMK Kesehatan Bintang Nusantara itu diberi nama Candy Papaina yang berarti permen pepaya.

Bahan utama pembuatan Candy Papaina, yakni biji pepaya yang sudah dikeringkan. Permen buatan siswa kelas XI Jurusan Farmasi ini memiliki khasiat sebagai obat cacingan.

Advertisement

Bahan utama pembuatan Candy Papaina, yakni biji pepaya yang sudah dikeringkan. Permen buatan siswa kelas XI Jurusan Farmasi ini memiliki khasiat sebagai obat cacingan.

Di samping itu, Candy Papaina juga berkhasiat memperlancar haid bagi kaum Hawa dan mengobati perut kembung. Rabu (26/7/2017) pagi, Upik dan Rahmawati bergegas menuju laboratorium farmasi di sekolah mereka.

Di ruangan tersebut, Upik dan Rahmawati mendekati meja yang terdapat berbagai bahan pembuatan Candy Papaina, seperti biji pepaya, jelly powder, gula pasir, dan gelatin. Selama membuat Candy Papaina itu, Upik dan Rahmawati didampingi beberapa guru pendamping, Fitri Solehah cs.

Advertisement

Pada kesempatan itu, Upik dan Rahmawati bahu-membahu membuat Candy Papaina yang berbahan utama dua buah pepaya jingga. Begitu biji pepaya sudah dibersihkan dan dikeringkan, Upik dan Rahmawati menghaluskan biji tersebut.

Selanjutnya, biji pepaya yang sudah halus itu dimasukkan benda mirip gelas yang sudah diberi air. Upik memberikan saringan kecil ke Rahmawati.

Rahmawati pun melakukan tugasnya mengambil sari biji pepaya itu dengan saringan. Berikutnya, Upik dan Rahmawati merebus air yang hanya berisi sari biji pepaya itu.

Advertisement

Agar dapat dibentuk seperti permen kenyal, Upik dan Rahmawati mencampur sari biji pepaya itu dengan jelly powder, gula, dan gelatin. Kali ini, perpaduan bahan pembuatan Candy Papaina itu siap dicetak setelah sebelumnya direbus sekali lagi.

Hasil cetakan didiamkan sebentar. Tahap berikutnya, Candy Papaina itu dikemas mirip permen sunduk. “Kebetulan, kami memperoleh tugas dari guru untuk menciptakan ide. Setelah memperoleh berbagai masukan dari orang-orang dekat, kami berpikiran membuat permen dari biji pepaya,” kata dia.

Pertimbangan lainnya, biji pepaya itu berkhasiat mengobati anak-anak yang kena cacingan. Biasanya, anak-anak itu susah sekali makan obat. “Makanya, kami membuat obat herbal yang menarik perhatian anak,” kata Rahmawati.

Advertisement

Upik menambahkan upaya mewujudkan gagasan membuat permen berbahan biji pepaya itu tak langsung berjalan mulus. Di awal pembuatan, Upik dan Rahmawati sempat kesulitan.

“Kami harus mengulang hingga tiga kali sebelum meraih hasil yang memuaskan. Saat kali pertama, rasa permen sangat pahit [biji pepaya belum dikeringkan]. Kedua, kami kesulitan mencetak hasil perpaduan semua bahan [belum dikasih gelatin]. Percobaan ketiga sudah menghasilkan permen yang diinginkan,” katanya.

Salah satu guru pendamping Upik dan Rahmawati, yakni Fitri Solehah, mengatakan permen hasil buatan anak didiknya itu dijual dengan harga Rp500 per sunduk. Sering kali satu buah pepaya berbiji dapat menghasilkan 15 permen sunduk.

Satu sunduk permen dibuat dari 20 biji pepaya. Permen pepaya ini memiliki masa kedaluwarsa selama satu bulan setelah diproduksi.

“Harga satu buah pepaya senilai Rp6.500. Begitu bijinya disulap menjadi permen, satu buah itu bisa menghasilkan 15 permen sunduk. Dari segi ekonomi, ini sangat menguntungkan. Dari segi kesehatan, Candy Papaina temuan anak-anak ini khasiat utamanya mengobati orang yang cacingan,” katanya.

Kepala Sekolah (Kasek) SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar, Reno Moelia Sari Widyaningrum, mengatakan selalu mendorong peserta didiknya yang berjumlah 354 orang untuk terus berkreasi. Candy papaina buatan Upik dan Rahmawati ini sempat meraih juara [juara II] di lomba kreativitas dan inovasi (krenova) tingkat kabupaten beberapa waktu lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif