Jogja
Kamis, 27 Juli 2017 - 22:55 WIB

PEMKAB KULONPROGO : Melawan Budaya Global dengan Wayang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah pondok beratapkan papan panel surya penyerap energi matahari berdiri di sepetak sawah di Dusun Kedungmiri, Rabu (26/7/2017). Sementara sejumlah kran impact sprinkler terpancang di tengah sawah menyemprotkan air menyirami tanaman. Dua teknologi itu memudahkan pekerjaan petani di Kedungmiri. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Kulonprogo berusaha melestarikan budaya jawa.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pentas Wayang Kulit Masuk Sekolah kembali digelar oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo. Kali ini sekolah yang di sasar adalah SDN 3 Pengasih. Pementasan wayang kulit di sekolah ditujukan untuk melestarikan budaya Jawa dan sekaligus sebagai media mendidik anak agar menjadi seseorang yang berkarakter unggul.

Advertisement

Kepala Bidang Seni, Adat, dan Tradisi Disbud Kabupaten Kulonprogo Yudono Hindriatmoko menyatakan budaya lokal saat ini sedang terdesak oleh keberadaan budaya global yang cenderung lebih menarik minat generasi muda.

Kesenian dan budaya Jawa dianggap oleh sebagian anak muda terlalu menjemukan, tidak seusai dengan semangat zaman yang dibawa budaya global, dimana kegiatan harus meriah, penuh hura-hura, dan sebagainya. Karena itulah perlu ada semacam formula baru dalam mengemas kesenian dan budaya Jawa.

Advertisement

Kesenian dan budaya Jawa dianggap oleh sebagian anak muda terlalu menjemukan, tidak seusai dengan semangat zaman yang dibawa budaya global, dimana kegiatan harus meriah, penuh hura-hura, dan sebagainya. Karena itulah perlu ada semacam formula baru dalam mengemas kesenian dan budaya Jawa.

“Biar lebih menarik, pengemasannya yang harus dirubah. Misalnya, kalau dulu wayang harus  dipentaskan semalam suntuk. Tapi ternyata wayang bisa dipentaskan satu jam saja. Satu jam itu sudah bisa menyampaikan beragam pesan-pesan sosial,” ucap Yudono Hindriatmoko di sela-sela pementasan, Rabu (26/7/2017).

Selain pengemasan, hal penting yang harus dilakukan, katanya, adalah pengenalan sejak dini kebudayaan Jawa, karena jika tidak kenal maka tak mungkin tumbuh rasa mencintai. Berdasarkan hal tersebutlah kemudian Pentas Wayang Kulit Masuk Sekolah menjadi perlu untuk dilaksanakan.

Advertisement

Ia menambahkan, wayang kulit bisa menjadi media yang tepat untuk mengajarkan pendidikan karakter pada anak-anak karena wayang memiliki tiga fungsi yaitu tontonan, tatanan, dan tuntunan. Fungsi tontonan disini sebagai hiburan, tatanan tentang tata kelola pemerintahan, dan tuntunan sebagai petunjuk-petunjuk luhur dalam menjalani hidup.

Banyak nilai-nilai positif yang bisa di ambil dari wayang, ujar Yudono Hindriatmoko, seperti ajaran tentang akibat perbuatan. Ia mengatakan dalam pewayangan, tokoh-tokoh yang memiliki watak angkara murka sudah pasti akan mendapatkan balasan yang sama buruknya dengan sifatnya, begitu juga dengan sebaliknya.

Karena itulah ia berharap anak-anak mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam wayang. Walau ia juga menyadari hal tersebut tidak mudah, tapi perlu proses dan usaha yang panjang.

Advertisement

Dalam kesempatan tersebut ia juga menyampaikan Pentas Wayang Kulit Masuk Sekolah adalah program awal untuk ide yang lebih besar, yaitu muatan lokal budaya Mataraman yang diajarkan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) hingga SMA di semua wilayah Kulon Progo.

“Saat ini masih pendekatan dengan dinas pendidikan. Nantinya akan ada perbub [peraturan bupati]. Singkatnya pelajaran tentang budi pekerti, tata karma, dan etika.”

Dalam melaksanakan Pentas Wayang Kulit Masuk Sekolah, Disbud Kabupaten Kulonprogo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan itu dilaksanakan di setiap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PAUD dan Pendidikan Dasar.

Advertisement

Salah satu siswa SDN 3 Pengasih, Galanta Priatama merasa terhibur dengan adanya pentas wayang. Ia mengaku sudah beberapa kali menonton wayang selebumnya, “Menarik aja, bisa bercerita menggunakan properti semacam itu. Kalau bahasanya sedikit-sedikit ngerti,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif