Jogja
Kamis, 27 Juli 2017 - 11:55 WIB

PEMASUNGAN SLEMAN : Keluar Dari RS, Pasien Disabilitas Psikososial Kembali Kambuh Karena Ini

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasung (Foto ilustrasi)

Pemasungan Sleman, keluarga perlu mendapat edukasi.

Harianjogja.com, SLEMAN — Kasus pemasungan terhadap penyandang disabilitas psikososial di Sleman terus ditekan. Hingga kini, tercatat hanya tujuh kasus pemasungan parsial yang terjadi di masyarakat.

Advertisement

Baca Juga : Dari 543 Orang Disabilitas Psikososial, Masih Tersisa 7 Kasus Pemasungan di Sleman

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novita Krisnaeni menilai sangat penting untuk membentuk masyarakat yang berkontribusi secara proaktif pada kesehatan jiwa berbasis hak yang komprehensif dan terpadu. Hal itu bisa terwujud jika seluruh elemen mulai dari keluarga, masyarakat, stakeholder maupun berbagai komponen memberikan ruang yang layak bagi penyandang disabilitas psikologis itu.

Sayangnya, kata dia, perlakuan keluarga maupun masyarakat terhadap penyandang disabilitas psikososial tidak jarang masih melanggar hak para penyandang disabilitas sendiri.

Advertisement

“Kecenderungan ini yang harus mendapat perhatian dan diubah. Sehingga para penyandang disabilitas psikososial tetap memperoleh ruang yang layak,” ajaknya, Rabu (26/7/2017).

Sekadar diketahui, Kementerian Sosial meresmikan Rumah Antara bagi penyandang disabilitas psikososial. Lokasinya berada di Dusun Karangmojo, Purwomartani, Kalasan. Konsep Rumah Antara itu didirikan karena banyak kasung pemasungan bagi penyandang disabilitas ini di Indonesia.

“Setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa dinyatakan sembuh, tapi saat kembali ke masyarakat tidak diperlakukan secara layak, akhirnya kambuh lagi,” kata Kepala KUA Kalasan R. Agung Nugraha.

Advertisement

Agung yang menjadi salah satu tim pendamping Rumah Antara itu menilai, tidak jarang pihak keluarga sendiri enggan menerima kembali penyandang disabilitas psikososial. Bahkan kehadirannya dinilai mengganggu ketentraman keluarga.

“Di Rumah Antara ini, penyandang disabilitas psikososial bisa mendapatkan pendampingan mental dan spiritual, proses adaptasi sebelum kembali ke masyarakat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif