SOLOPOS.COM - Ilustrasi check in di hotel (Dailyfinance.com)
Wisatawan masih terkonsentrasi pada hotel nonbintang yang ada di pusat Kota Jogja.
Harianjogja.com, JOGJA—Tingkat okupansi hotel nonbintang di daerah pinggiran masih rendah. Wisatawan masih terkonsentrasi pada hotel nonbintang yang ada di pusat Kota Jogja.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DPD DIY, Istidjab Danunagoro, mengakui hunian kamar di hotel nonbintang hanya akan penuh saat peak season, seperti libur akhir tahun dan Lebaran.
Saat peak season tersebut, okupansi hotel nonbintang di Kota Jogja, tepatnya di kawasan Malioboro bisa melebihi 70%, lain halnya dengan hotel nonbintang di daerah pinggiran seperti Sleman. “Kalau Kaliurang paling [okupansinya] 15 persen,” katanya, Rabu (26/7/2017).
Hal itu menandakan persebaran wisatawan belum merata sampai ke daerah pinggiran, mengingat potensi wisata di daerah Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul juga cukup banyak. Istidjab berharap agar pengelola hotel nonbintang juga memiliki upaya untuk meningkatkan pendapatannya. Misalnya dengan mempromosikan hotel atau penginapannya melalui media online, minimal melalui media sosial.
Pengelola salah satu hotel di kaliurang, Yasinta, berharap pemerintah menangani masalah ini secara serius. Sebulan terakhir, Kaliurang terlihat ramai karena ada festival lampion dan air mancur. Tetapi setelah festival tersebut selesai, ia meyakini kondisi Kaliurang akan kembali sepi.
Penurunan tingkat hunian kamar di hotel nonbintang juga tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY. TPK hotel nonbintang dan usaha akomodasi lain pada Mei 2017 secara rata-rata tercatat sebesar 29,65% atau menurun sebesar 3,81% dari bulan sebelumnya.