Jogja
Kamis, 27 Juli 2017 - 21:21 WIB

KISAH INSPIRATIF : Panen Bawang Merah Capai 13 Ton per Hektare (2/2)

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah pondok beratapkan papan panel surya penyerap energi matahari berdiri di sepetak sawah di Dusun Kedungmiri, Rabu (26/7/2017). Sementara sejumlah kran impact sprinkler terpancang di tengah sawah menyemprotkan air menyirami tanaman. Dua teknologi itu memudahkan pekerjaan petani di Kedungmiri. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif mengenai pemanfaatan sel surya

Harianjogja.com, BANTUL — Dusun Kedungmiri adalah satu dari empat lokasi percobaan di seluruh Indonesia yang menjadi target otoritas balai penelitian.

Advertisement

Baca Juga : KISAH INSPIRATIF : Berkat Matahari, Warga Kedungmiri Ongkang-Ongkang Kaki Rawat Tanaman (1/2)

“Prinsip kerjanya, energi matahari ditangkap oleh panel surya, lalu energinya disimpan di aki. Energi itu digunakan untuk menyedot air dan mengalirkannya [melalui pipa yang dibenamkan di dalam tanah] ke lahan pertanian,” Ketua tim peneliti dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Popi Rezeki Ningrum tampak bersemangat menjelaskan teknologi yang tengah mereka ujicoba, Rabu (26/7/2017)

Advertisement

“Prinsip kerjanya, energi matahari ditangkap oleh panel surya, lalu energinya disimpan di aki. Energi itu digunakan untuk menyedot air dan mengalirkannya [melalui pipa yang dibenamkan di dalam tanah] ke lahan pertanian,” Ketua tim peneliti dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Popi Rezeki Ningrum tampak bersemangat menjelaskan teknologi yang tengah mereka ujicoba, Rabu (26/7/2017)

Tidak hanya menghemat biaya produksi, energi matahari bebas polusi tak seperti energi fosil. Dalam sehari, perangkat teknologi itu mampu menyimpan daya listrik hingga 4.500 volt ampere (VA). Energi sebanyak itu mampu menggantikan kebutuhan 14 liter BBM dalam sehari. Padahal tanaman seperti cabai dan bawang merah perlu disiram hampir setiap hari.

Para peneliti juga melengkapi sistem panel surya dengan perangkat penyiram tanaman impact sprinkler. Mereka menamai sistem pengairan pertanian itu dengan sebutan SIPTS, kependekan dari Sistem Irigasi Pompa Tenaga Surya.

Advertisement

Panen Bawang Merah Melimpah

Giyanto dan 15 petani pemilik sekitar setengah hektare lahan percobaan itu telah merasakan manfaat teknologi panel surya dan impact sprinkler bagi budidaya pertanian. Beberapa hari lalu mereka menghasilkan panen bawang merah melimpah hingga 13 ton bila dihitung per hektare. Dibandingkan sentra penghasil bawang merah di pesisir Bantul seperti Kecamatan Sanden dan Kretek, hasil panen bawang merah di Kedungmiri jauh lebih tinggi.

“Di pesisir rata-rata panen bawang merah tidak sampai sepuluh ton per hektare,” lanjut dia.

Advertisement

Penyiraman tanaman yang lebih merata dengan impact sprinkler diyakini menyuburkan tanaman bawang merah hingga produksinya lebih maksimal. Giyanto dan rekan-rekannya juga bersyukur, biaya produksi mereka terpangkas hingga 30% karena tak perlu membeli bahan bakar minyak.

Dua teknologi itu membawa harapan baru bagi warga Kedungmiri. Pekerjaan petani tak lagi seberat dan semahal yang dibayangkan.

“Harapan saya makin banyak warga kembali bertani,” senyum Giyanto mengembang, sembari menatap bukit Watu Lawang di seberang sawah.

Advertisement

Dahulu, bukit Batu Lawang dipadati lahan pertanian warga. Seiring waktu, bukit itu sudah berubah menjadi hutan. Satu persatu petani di Kedungmiri meninggalkan pekerjaan mereka sebagai petani karena beratnya beban kerja, mahalnya biaya produksi sementara hasil tak seberapa. Mereka memilih menjadi buruh bangunan dan merantau keluar daerah.

“Mudah-mudahan nanti setelah ujicoba teknologi ini berhasil bisa dikembangkan lebih luas,” ia terdengar penuh harap.

Harapan itu juga diutarakan Popi Rezeki Ningrum. Saat ini, ujicoba panel surya untuk menolong dunia pertanian baru dikembangkan di empat lokasi. Selain di Kedungmiri, teknologi serupa juga diujicoba di Gunungkidul, Probolinggo (Jawa Timur) dan Sukabumi (Jawa Barat). Agar harapan itu tak sekadar mimpi, pemerintah perlu membantu memberi keringanan pajak pembelian perangkat teknologi yang sebagian besar masih impor. Saat alat murah dan banyak tersedia di pasaran, petani akan mudah menerapkan teknologi ini di lapangan. Saat ini biaya pengadaan panel surya lengkap dengan instalasi pengairan menelan biaya hingga ratusan juta rupiah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif