Jogja
Rabu, 26 Juli 2017 - 11:20 WIB

PENATAAN MALIOBORO : Bagaimana Tanggapan PKL & Pengamen Soal Pemindahan ke Bekas Bioskop Indra?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lahan Bekas Bioskop Indra (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Penataan Malioboro menuai beragam reaksi.

Harianjogja.com, JOGJA — Wacana penataan pedagang kaki lima (PKL), khususnya yang menjual barang-barang basah macam kuliner, dan pengamen Malioboro ke bangunan eks Bioskop Indra, Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, ditanggapi beragam oleh para PKL.

Advertisement

Baca Juga : PENATAAN MALIOBORO : Pedagang Lesehan Setuju Pemindahan Asal …

Bowo yang sehari-hari berjualan jajanan seperti bakpia dan dodol sudah siap ada penurunan pendapatan ketika jadi dipindahkan. Ia yakin akan ada penurunan pendapatan karena bangunan eks Bioskop Indra terlalu kedalam.

“Kalau orang mau beli sesuatu harus jalan dulu [ke bangunan eks Bioskop Indra]. Beda dengan di sini, orang-orang awalnya hanya sekedar lewat, jalan-jalan. Sambil lihat-lihat, kalau ada yang menarik langsung dibeli,” ujar Bowo yang sudah berjualan di Malioboro sejak setahun lalu, Selasa (24/7/2017)

Advertisement

Penghasilan Bowo sebagai pedagang tidak menentu, di hari kerja kadang ia hanya sanggup menjual dua bungkus bakpia dengan harga satu bungkusnya adalah Rp15.000. Tapi pendapatannya akan naik ketika akhir pekan tiba. Saat akhir pekan ia bisa meraup pendapatan sebanyak Rp200.000 sampai Rp300.000. Pendapatannya akan semakin tinggi saat ada libur panjang. Dalam sehari Bowo bisa membawa pulang uang Rp600.000.

Berbeda dengan Sukidi dan Bowo, Agung, penjual es degan di depan Pasar Beringharjo tidak setuju dengan wacana pemindahan tersebut. Menurutnya itu akan mengurangi pendapatannya karena wisatawan tidak akan mau berkunjung ke eks Bioskop Indra hanya untuk makan dan minum, tanpa bisa membeli oleh-oleh atau barang lain.

Senada dengan Agung, seorang pedagang es degan yang enggan disebutkan namanya juga tak setuju. Ia menyampaikan pemindahaan pedagang ke bangunan eks bioskop kurang pas.

Advertisement

“Tahunya sih penataan, kalau penataan artinya tidak dipindahkan. Tempatnya masih sama hanya yang kurang pas dibuat semakin pas. Kalau dipindahkan kemungkinan kurang setuju.”

Sementara itu, pengamen yang bernama Cak menyatakan menolak ide pemindahan karena tidak sesuai dengan jiwa Malioboro. Menurutnya Malioboro itu dari dulu sudah dikenal dengan kondisi berantakan tapi memiliki jiwa seni.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY tengah menyiapkan Detail Engineering Design (DED) untuk mengubah bangunan eks Bioskop Indra menjadi pusat perbelanjaan.

Pusat perbelanjaan tersebut nantinya juga akan dibangun panggung sederhana dengan konsep amphiteater. Panggung ini diharapkannya bisa menjadi ruang bagi pengamen dan seniman-seniman Malioboro.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif