Freeport melontarkan ancaman baru jika perundingan dengan Indonesia gagal.
Solopos.com, JAKARTA — Di tengah perundingan dengan Indonesia, Freeport McMoran Inc mengeluarkan ancaman baru. Mereka akan menghentikan pengeluaran investasinya di Indonesia apabila tidak tercapai kesepakatan dalam perundingan antara PT Freeport Indonesia dengan pemerintah.
Dalam conference call yang digelar Selasa (25/7/2017) waktu setempat, CEO Freeport-McMoRan Richard C Adkerson mengatakan pihaknya akan melanjutkan investasinya dalam pengembangan tambang bawah tanah tahun ini senilai US$700 juta. Sementara investasi untuk tahun depan mencapai US$750 juta.
Namun, investasi tersebut tidak akan dikeluarkan apabila tidak tercapai kesepakatan dengan pemerintah Indonesia. Adapun perpanjangan operasi yang berkaitan erat dengan investasi menjadi salah satu poin pembahasan antara Freeport dengan pemerintah.
“Dengan kesepakatan dengan pemerintah, kami akan memproses hal tersebut [investasi]. Jika di luar dugaan tidak tercapai kesepakatan dengan pemerintah, maka kami akan mengambil langkah dengan menghentikan pengeluaran tersebut,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut bakal membuat pihaknya melakukan penyesuaian besar-besaran. Selain itu, kegiatan penambangan akan menurun dan sulit untuk dinaikan kembali. Baca juga: Diplomasi Meja Makan Jonan Soal Freeport di Amerika.
Adapun perundingan antara Freeport dengan pemerintah Indonesia telah berlangsung sejak April 2017 dengan batas waktu Oktober 2017. Diharapkan solusi segera tercapai atas empat poin utama yang dibahas, yakni perpanjangan operasi, pembangunan smelter, divestasi, dan stabilitas investasi.