Jatim
Rabu, 26 Juli 2017 - 13:05 WIB

76.093 Jiwa di Bojonegoro Terancam Kekurangan Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Puluhan ribu jiwa di Bojonegoro terancam krisis air bersih.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Sebanyak 28.854 kepala keluarga dengan jumlah 76.093 jiwa di Kabupaten Bojonegoro rawan kesulitan air bersih pada musim kemarau. Mereka tersebur di 60 desa pada 15 kecamatan.

Advertisement

“Jumlah penduduk yang rawan kesulitan air bersih itu berdasarkan pemetaan di lapangan yang baru kami lakukan,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro M.Z. Budi Mulyono di Bojonegoro, Rabu (26/7/2017).

Dia menambahkan pemetaan langsung dilakukan di desa yang biasa mengalami kekeringan di musim kemarau dengan memperhitungkan penanganan pengadaan air bersih yang dilakukan PDAM dan BPBD.

Ia memberikan gambaran di suatu desa yang semula ada tiga dusun yang warganya rutin mengalami kekeringan menjadi berkurang hanya dua dusun, karena satu dusun sudah memperoleh pelayanan air bersih dari PDAM.

Advertisement

Oleh karena itu, lanjut dia, dusun yang sudah memperoleh pelayanan air bersih dari PDAM tidak masuk lagi dalam data dusun yang rawan kekeringan.

Selain itu, juga pengadaan air bersih dengan air tanah dengan sistem tower program BPBD seperti di Desa Jari, Kecamatan Sekar.

“Sekarang ada 138 dusun yang rawan mengalami kekeringan. Jumlah itu sudah menurun dibandingkan tahun lalu karena adanya pelayanan air bersih yang dilakukan PDAM dan BPBD,” kata dia.

Advertisement

BPBD, menurut dia, belum bisa memprediksi tingkat kerawanan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau tahun ini karena masih akan dibahas dengan BPBD Provinsi Jatim, Kamis (27/7/2017).

“Kami memperoleh undangan BPBD Jatim dengan agenda membahas penanganan ancaman kekeringan di Jatim,” tambah dia.

BPBD menyebutkan daerah rawan kekeringan sebanyak 138 dusun di 15 desa yang tersebar di Kecamatan Sumberrejo, Sugihwaras, Gayam, Kepohbaru, Kedungadem, Temayang, Kedewan, Ngasem, Malo, Sukosewu, Purwosari, Ngambon, Ngraho, Tambakrejo, dan Kasiman.

“Di Bojonegoro pengadaan air bersih selain BPBD juga melibatkan Dinas Sosial dan perusahaan minyak yang ada,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif