Jateng
Selasa, 25 Juli 2017 - 20:50 WIB

PENDIDIKAN SEMARANG : Dituding Ajari Teori Bumi Datar dan Teori Konsiprasi, 2 SMA Diadukan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Cuitan Hendi ke Disdik Kota Semarang melalui media sosial Twitter, Selasa (25/7/2017) sekitar pukul 17.00 WIB. (Twitter-@hendrarprihadi)

Pendidikan di dua SMA di Kota Semarang dituding telah meminta siswanya untuk mempelajari teori bumi datar dan teori konpirasi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Selasa (25/7/2017) sekitar pukul 17.00 WIB, meminta jajaran dinas pendidikan (disdik) setempat segera menanggapi keluhan warga melalui media sosial Twitter tentang adanya guru di dua SMA negeri di Kota Semarang yang mengajari siswanya mempelajari teori bumi datar dan teori konspirasi.

Advertisement

Kedua SMA yang gurunya dipersoalkan warga itu adalah SMAN 9 Semarang dan SMAN 3 Semarang. Perhatian Hendi terarah ke kedua sekolah negeri itu tatkala pengguna akun Twitter @embahnyutz mengunggah print-screen curhatan warganet yang identitasnya disamarkan di media sosial Facebook.

“Coba tebak Dewa diberi tugas apa oleh guru sejarahnya di sekolah barunya SMAN 9 Semarang? Mempelajari teori flat earth [bumi datar]!” begitu curhatan pengguna akun Facebook yang namanya disamarkan oleh @embahnyutz.

Curhatan pengguna Facebook yang dicuitkan pengguna akun Twitter @embahnyutz. (Twitter-@embahnyutz)

Advertisement

Pada curhatan berikutnya, pengguna akun Facebook itu menyebut guru di SMAN 3 Semarang telah menceritakan teori konspirasi terkait Presiden Jokowi dan Ahok yang belum tentu kebenarannya. “Coba tebak May cerita apa sepulang sekolah tadi? Guru agamanya di SMAN 9 Semarang cerita kalau Jokowi mau memindahkan ibu kota ke Kalimantan sebagai akal bulus supaya Ahok tetap bisa jadi gubernur,” imbuhnya.

Pengguna akun Facebook yang disamarkan itu juga tak lupa mengungkapkan perasaan mereka mengetahui kisah tersebut. “Coba tebak apa perasaan mama Rani? Ngenes! Ngenes, Nda! Rusak kualitas guru sekolah negeri! Beratlah tugas ortu [orang tua] mengawasi pendidikan anaknya,” pungkasnya.

Hendi yang mengetahui cuitan pengguna akun Twitter @embanyutz itu langsung meneruskannya ke akun Twitter milik Disdik Kota Semarang. “Segera njeh @disdik_kotasmg,” tulis Hendi dengan meneruskan print-screen yang diunggah pengguna akun Twitter @embahnyutz.

Advertisement

Selain wali kota Semarang, sejumlah warganet juga mengomentari masalah pendidikan di Kota Semarang yang dicuitkan @embahnyutz tersebut. Kebanyakan dari mereka merasa prihatin jika curhatan tersebut benar adanya. “Bagaimana ini bapak-bapak @Kemdikbud_RI @muhadjir_ef rusak murid-murid kalau begini pendidikannya cc @jokowi,” tulis pengguna akun Twitter @Sidik_Best.

“Duh itu almamaterku SMA 9 Semarang ngajar begitu,” tulis pengguna akun Twitter @bobbyarga.

Namun sayang, Disdik Kota Semarang belum membalas laporan terkait masalah pendidikan itu. Hingga Selasa (25/7/2017) pukul 19.50, Disdik Kota Semarang, di media sosial Twitter, belum menanggapi laporan sang wali kota. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif