Menjelang akhir Juli, pembangunan rumah di lahan relokasi belum menunjukkan akan selesai dalam waktu dekat
Harianjogja.com, KULONPROGO-Menjelang akhir Juli, pembangunan rumah di lahan relokasi belum menunjukkan akan selesai dalam waktu dekat. Warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengeluhkan belum adanya jaringan listrik yang dinilai menghambat proses pengerjaan fisik.
Kepala Dusun Bapangan, Desa Glagah Temon, Suparjo mengatakan belum ada rumah warganya yang sudah benar-benar jadi dan layak ditempati.
“Dari 40 rumah, baru satu yang sudah jadi 90 persen tapi belum ada dapurnya. Akhir bulan ini mungkin sudah banyak yang sampai atap,” ucap Suparjo, Minggu (23/7/2017).
Suparjo mengungkapkan, banyak warga yang mengeluhkan belum adanya jaringan listrik di lahan relokasi. Padahal ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan tanpa aliran listrik, seperti pemasangan keramik dan pemotongan kayu. Menurutnya, warga juga bakal enggan pindah meski rumah barunya sudah jadi jika belum ada jaringan listrik.
“Kalau listriknya belum ada, warga juga bingung bagaimana mau menempati rumah. Sumber air dari sumur pantek juga perlu perlu pompa air yang jelas menggunakan listrik,” kata Suparjo.
Seluruh warga terdampak asal Bapangan sudah melunasi pembayaran biaya pemasangan sambungan jaringan listrik sejak dua pekan lalu. Namun, belum ada tanda-tanda tindak lanjut dari PLN. Suparjo lalu berharap, pemasangan jaringan listrik bisa segera dilakukan agar warga merasa lebih tenang dan semakin yakin untuk segera pindah.
Kepala Dusun Kragon II, Desa Palihan Temon, Wiharto pun menyampaikan hal serupa. Belum ada satu pun dari 99 rumah di lahan relokasi yang sudah dilengkapi dengan bagian atap. “Semua juga sama sekali belum tersentuh jaringan listrik,” ujar dia.
Wiharto memastikan pembangunan hunian relokasi tidak bisa selesai akhir Juli ini. Mereka setidaknya masih membutuhkan waktu hingga akhir Agustus nanti. Dia pun berharap warga tidak dipaksa pindah sebelum hunian relokasi benar-benar siap.