Jateng
Minggu, 23 Juli 2017 - 09:50 WIB

SEJARAH KUDUS : Warga Kudus Telusuri Agresi Militer Belanda

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta penelusuran agresi militer pertama penjajah Belanda pada 21 Juli 1947 membaca puis di Kompleks Stasiun Wergu Kudus, Jateng, Jumat (21/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Sejarah Agresi Militer Belanda di Kudus ditelusuri Komunitas Omah Dongeng Marwah Kudus.

Semarangpos.com, KUDUS — Puluhan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (21/7/2017), melakukan penelusuran lokasi agresi militer pertama Belanda di daerah setempat, 21 Juli 1947. Mereka antara lain mendatangi kompleks Stasiun Wergu Kudus yang kala itu menjadi lokasi kedatangan pasukan Belanda.

Advertisement

Kegiatan penelusuran sejarah Kudus itu diprakarsai Komunitas Omah Dongeng Marwah Kudus. Mereka antara lain mengenang gempuran pesawat tempur pasukan agresi militer Belanda di kawasan Stasiun Wergu Kudus. Kini, lokasi bersejarah itu hanya berupa bangunan bekas stasiun kereta itu.

Bukan hanya diikuti orang dewasa, kegiatan susur sejarah Kudus pada masa agresi militer Belanda itu juga diikuti sejumlah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Pelajar yang ikut kegiatan penelusuran bersama orang dewasa yang juga pemerhati sejarah perjuangan pada masa penjajahan tersebut, bukan sekadar menelusuri, melainkan juga mencatat hal-hal penting untuk kemudian dijadikan bahan untuk membuat lagu, puisi, serta lukisan.

Menurut pengelola Komunitas Omah Dongeng Marwah, Edy Supratno, kegiatan penelusuran lokasi agresi militer Belanda ini dilaksanakan dalam rangka mengenang 70 tahun agresi militer penjajah Belanda pada tanggal 21 Juli 1947. Guna mengenang sejarah perjuangan para pejuang untuk melawan Belanda, kata dia, para pelajar yang kebetulan bergabung dalam komunitas Omah Dongeng Marwah Kudus diajak menelusuri sejumlah tempat yang menjadi sasaran agresi penjajah tersebut.

Advertisement

Salah satunya, lanjut dia, di lokasi yang sebelumnya merupakan stasiun kereta api di Desa Wergu, Kecamatan Kota, Kudus. Di lokasi tersebut, kata Edy yang juga seorang sejarawan, terdapat lubang bekas tembakan peluru yang mengenai kaca pada bagian atap bangunan bekas stasiun kereta api.

Ia berharap generasi muda di Kudus memiliki wawasan masa lalu sehingga mereka memaknai perlawanan para pejuang dalam mempertahankan Tanah Air dari penjajah. Berdasarkan catatan sejarah, kata dia, Stasiun Wergu termasuk salah satu sasaran agresi militer Belanda.

“Para pelajar yang diajak menelusuri lokasi agresi Belanda, diminta membuat puisi, lagu atau lukisan,” ujarnya sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Sabtu (22/7/2017). Nantinya, imbuh dia, hasil karya para pelajar tersebut akan diperkenalkan pada peringatan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus 2017.

Advertisement

Ervina Dwi, salah satu peserta penelusuran agresi militer Belanda mengaku, senang bisa ikut serta dalam kegiatan menelusuri lokasi bersejarah, karena menambah wawasan dan pengetahuan. “Jika tidak ikut dalam kegiatan ini, tentunya saya tidak akan mengetahui sejarah stasiun kereta api di Wergu ini,” ujarnya.

Termasuk, kata Ervina, sejumlah lubang pada kaca yang berada pada bagian atap stasiun yang ternyata merupakan bekas serangan militer Belanda dari pesawat udara. Berdasarkan hasil kunjungannya itu, dia mendapatkan tugas untuk membuat puisi.

Berdasarkan catatan sejarah, pesawat tempur milik Belanda yang menyerang stasiun kereta api Wergu Kudus merupakan pesawat tempur P-15 Mustang. Selain stasiun kereta api Wergu, serangan udara juga menyasar pabrik Muriatex dan paseban kabupaten.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif