Jateng
Minggu, 23 Juli 2017 - 23:50 WIB

Lima Hari Sekolah Tak Akan Dipaksakan di Kota Semarang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Lima hari sekolah yang tengah menjadi polemik menurut Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bergantung kesiapan sekolah.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan rencana penerapan lima hari sekolah sangat bergantung kesiapan masing-masing sekolah. Penegasan sikap itu dikemukakan Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—menanggapi polemik yang menyertai terbitnya Permendikbud No. 23/2017 yang membuka potensi pelaksanaan sistem baru tersebut.

Advertisement

“Sudahlah, ini [rencana pelaksanaan lima hari sekolah] kenapa didiskusikan terus,” katanya di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/7/2017), saat dimintai tanggapan mengenai rencana penerapan program lima hari sekolah.

Peraturan Mendikbud Nomor 23/2017 tentang Hari Sekolah mengenai program lima hari sekolah sudah diterbitkan, tetapi kemudian dibatalkan karena mendapatkan masukan dari berbagai pihak. Rencananya, Permendikbud itu akan ditata ulang dan ditingkatkan menjadi peraturan presiden serta tetap berlaku sampai perpres yang membatalkan permendikbud resmi diterbitkan.

Hendi menegaskan apabila program lima hari sekolah memang sudah menjadi keputusan pemerintah pusat maka Pemerintah Kota Semarang siap melaksanakan. “Akan tetapi, semisalnya di sebuah wilayah, suatu sekolah belum mampu [melaksanakan], ya, tidak ada masalah. Tidak akan kami paksa,” katanya.

Advertisement

Politikus PDI Perjuangan itu akan menyerahkan kepada masing-masing sekolah bagi yang sudah merasa siap untuk melaksanakan dan akan diberikan support, sementara itu yang belum siap tidak masalah. “Kami serahkan sekolah-sekolah yang merasa siap, ya, laksanakan. Kami akan ‘support’. Ya, begitu saja. Supaya tidak jadi polemik yang berkepanjangan,” kata Hendi.

Para santriwati yang tergabung dalam KMPP melakukan demo menolak kebijakan lima hari sekolah di depan Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jumat (21/7/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Meski penerapannya masih menunggu perpres yang sedang disiapkan, polemik penerapan lima hari sekolah terus terjadi, antara lain, munculnya banyak aksi demonstrasi, baik yang pro maupun kontra. Termasuk di Semarang, sebagaimana berlangsung pada Jumat (21/7/017) lalu, ribuan santri dan massa dari berbagai elemen berdemo di Jalan Pahlawan Semarang menolak penerapan lima hari sekolah.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif