Soloraya
Sabtu, 22 Juli 2017 - 09:10 WIB

SATWA LIAR WONOGIRI : Diusir Warga Perempuan, Gerombolan Kera Malah Balik Mengancam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan kera. dokJIBI/SOLOPOS

Satwa liar Wonogiri, para wanita di Desa Sendang resah karena tak kuasa melawan serangan kera.

Solopos.com, WONOGIRI — Warga Dusun Godean, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, resah dengan serangan gerombolan kera yang turun ke permukiman warga. Gerombolan kera itu hanya bisa diusir oleh laki-laki.

Advertisement

Apabila yang mengusir gerombolan kera itu perempuan, para kera itu justru balik mengancam. Salah satu warga Godean RT 001/RW 006 Desa Sendang, Sumarni, mengatakan gerombolan kera yang turun di sekitar rumahnya mencapai ratusan ekor. (Baca juga: Hadapi Serangan Kera, Desa-Desa Rapatkan Barisan)

Biasanya mereka turun pada pagi dan sore hari. Para kera itu mengincar tanaman buah-buahan warga, seperti mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya.

Namun, apabila ada perempuan yang mengusir gerombolan tersebut, para kera itu balik mengancam. “Kalau yang mengusir perempuan, para kera itu tidak pergi. Mereka justru menakut-nakuti dengan memperlihatkan gigi,” ujar dia kepada Solopos.com di rumahnya, Jumat (21/7/2017).

Advertisement

Hal senada disampaikan warga lain, Martini. Dia mengaku tidak berani mengusir gerombolan kera yang turun di dekat rumahnya. Dia takut apabila gerombolan kera itu balik menyerangnya.

Menurut dia, belum ada warga yang cedera karena serangan kera baru-baru ini. “Kerusakan rumah yang disebabkan serangan kera juga belum ada. Selama ini, mereka mengincar buah-buahan saja. Tetapi, kalau dapat telur ayam mereka makan,” ujar dia.

Terpisah, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan belum menemukan solusi permanen untuk mengatasi serangan kera itu. Menurut dia, serangan kera merupakan siklus tahunan.

Advertisement

Meski sudah ada gerakan penanaman pohon buah-buahan di hutan, cara tersebut tidak berjalan efektif. Saat musim kemarau tanaman tersebut rontok dan persediaan makanan mereka menipis.

Akibatnya, gerombolan kera itu turun ke desa-desa terdekat. “Kita harus menjaga keseimbangan alam di hutan. Tetapi, belum ada solusi komprehensif,” imbau Joko Sutopo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif