Entertainment
Jumat, 21 Juli 2017 - 20:36 WIB

Menebar Virus Perdamaian Lewat Musik Jaz

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penyanyi asal Solo Endah Laras (kanan) tampil diiringi Sojazz Society pada Parkiran Jazz di halaman Balai Soedjatmoko, Solo, Kamis (20/7/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Penyanyi Endah Laras menyemarakkan agenda Parkiran Jazz Balai Soedjatmoko, Kamis (20/7/2017).

Solopos.com, SOLO–Diiringi alunan musik yang dinamis, suara tinggi penyanyi Endah Laras dan Woro Mustika Siwi mengomandoi koor bersama Indonesia Pusaka, di panggung Parkiran Jazz Balai Soedjatmoko, Kamis (20/7/2017) malam.

Advertisement

Lagu pamungkas dalam event dua bulanan Balai Soedjatmoko ini membawa penonton terhanyut dalam semangat nasionalisme yang tinggi. Beberapa pengunjung warga negara asing (WNA) yang tak tahu lirik-lirik lagu kebangsaan tersebut serius memperhatikan penampilan Endah bersama okulelenya.

Dibalut dalam sentuhan jaz fusion, kolaborasi Solo Jazz Society dengan line up mereka Endah dan Woro disambut hangat para penonton yang meramaikan pelataran Balai Soedjatmoko. Empat repertoar perdamaian ia tampilkan selama hampir setengah jam.

Meski sempat mengaku kesulitan latihan bernyanyi dengan musik jaz, Endah berhasil memikat perhatian para dengan gayanya yang komunikatif. Ia berulangkali mengajak penonton bernyanyi bersama dengan lagu-lagu populer seperti Ayo Ngguyu dan Padhang Bulan. “Musik jaz itu ruwet. Ruwet ditambah ruwet, ruwet, jadinya musik yang indah,” kelakarnya.

Advertisement

Nada-nada perdamaian sebelumnya digaungkan sejumlah penampil lain dalam pentas bertajuk Peaceful. Diawali dengan penampilan Sojazz Ensemble, Jacob Jayasena, dan Trio Mengapa asal Jogja yang mayoritas menampilkan instrumental jaz.

Anggota Trio Mengapa, Awan mengatakan jaz yang identik dengan kebebasan sebenarnya sudah mewakili perdamaian yang seutuhnya. “Damai, bebas berekspresi dikasih tempat untuk menyampaikan pendapat tanpa ketakutan apapun itu bagian dari perdamaian. Tak harus disampaikan secara langsung, misi perdamaian juga bisa kami disampaikan lewat musik, lewat bunyi-bunyian,” kata dia.

Empat nomor lagu klasik yang merepresentasikan misi damai mereka bawakan selama hampir setengah jam. Seperti And I love her milik The Beatles yang dirilis 1964, dan James yang diciptakan oleh komposer dan gitaris jaz asal Amerika Patrick Bruce Metheny. Terakhir, mereka menutup penampilan pertama di pentas jaz Solo ini dengan aransemen ulang Risalah Hati milik Dewa 19 yang populer di era 2000an.

Advertisement

“Yang kami bawakan memang tidak mewakili perdamaian secara umum. Karena menurut saya perdamaian adalah sesuatu yang sangat personal. Orang berangkat kerja pulang kerja lalu balik kerumah dan bersama keluarga itu sudah termasuk perdamaian,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif