Jogja
Jumat, 21 Juli 2017 - 17:20 WIB

15% Koperasi di DIY Tidak Sehat, Apa Penyebabnya?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi dana pinjaman (JIBI/Solopos/Dok.)

Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas manajemen koperasi, khususnya yang ada di DIY

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas manajemen koperasi, khususnya yang ada di DIY. Pasalnya ada sekitar 15% koperasi di DIY yang dalam kondisi tidak sehat. Hal itu baik karena kurangnya kualitas sumber daya manusia (SDM) atau karena kekurangan modal.

Advertisement

Dalam peringatan hari koperasi ke-70 di Alun-Alun Kota Wonosari pada Kamis (20/7/2017), Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Gatot Saptadi mengatakan bahwa upaya merehabilitasi koperasi telah gencar dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan pendampingan langsung kepada sejumlah koperasi.

“Usahanya melalui pendampingan, bagaimana tentang manajemen, bisnis, sumber daya manusia hingga partisipasi anggota. Karena di DIY sendiri ada sekitar 15% koperasi yang kondisinya tidak sehat,” kata dia, Kamis (20/7/2017).

Selain karena kurangnya kualitas SDM dan minimnya modal. Koperasi yang tidak sehat juga karena awal mula berdirinya koperasi tidak memiliki tujuan yang jelas. Banyak di antara koperasi yang hanya didirikan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Advertisement

“Banyak koperasi yang didirikan hanya untuk satu program bantuan. Sehingga ketika program tersebut berhenti, kecenderungan koperasi itu juga akan ikut mati,” ujarnya.

Padahal menurutnya koperasi merupakan soko guru ekonomi. Buktinya saat banyak diantaranya lembaga ekonomi dengan sistem non koperasi kolaps, hal itu tidak sampai terjadi di koperasi. Pasalnya koperasi memiliki sistem berbasis gotong royong yang tidak dimiliki oleh sistem ekonomi non koperasi.

Di DIY sendiri, menurut Gatot koperasi memiliki peran yang sangat penting. Pasalnya di DIY mayoritas usaha masih berbentuk Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM), sementara UMKM banyak yang dihidupi oleh koperasi.

Advertisement

“Koperasi itu banyak menghidupi UMKM. Tidak hanya UMKM saja. Di Kulonprogo malah ada koperasi yang bisa membeli toko modern,” ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Gunungkidul, Hidayat mengakui terdapat puluhan koperasi di Gunungkidul yang mati suri. Oleh sebab itu pihaknya akan terus berupaya memberikan pembinaan terhadap koperasi.

Diharapkan dengan pembinaan tersebut, keberadaan koperasi dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat ke seluruh anggotanya. “Koperasi memiliki peran yang besar dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat. Untuk itu, kami akan terus melakukan pengawasan dan pembinaan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif