Soloraya
Kamis, 20 Juli 2017 - 22:35 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : 61.169 Warga 8 Kecamatan Mulai Krisis Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sebanyak 61.169 warga di delapan kecamatan Kabupaten Wonogiri mulai mengalami krisis air bersih.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 61.169 warga di delapan kecamatan Kabupaten Wonogiri sudah mulai mengalami krisis air bersih pada kemarau tahun ini. Mereka terpaksa membeli air dalam tangki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Advertisement

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan 61.169 warga yang kekurangan air bersih itu tersebar delapan kecamatan, yakni Pracimantoro (9 desa), Paranggupito (8 desa), Giritontro (5 desa), Nguntoronadi (5 desa), Giriwoyo (4 desa), Eromoko (4 desa), Manyaran (2 desa) dan Selogiri (1 desa).

Mereka terbagi dalam 17.345 keluarga. “Kekeringan melanda 38 desa di delapan kecamatan,” kata dia ketika ditemui Solopos.com di Gedung DPRD Wonogiri, Kamis (20/7/2017).

Bambang menjelaskan untuk mengatasi masalah tersebut sembilan embung bakal dibangun di daerah rawan kekeringan, antara lain di Pracimantoro, Paranggupito, dan daerah lain pada tahun ini. ”Upaya kami sesuai arahan bupati agar ada penyelesaian secara permanen. Kalau tidak ada potensi air, kami selesaikan dengan cara semipermanen, salah satunya kami ajukan pembangunan embung,” jelasnya.

Advertisement

Selain dengan pembangunan embung, BPBD Wonogiri juga menyalurkan air bersih ke 38 desa itu. Namun, penyaluran air bersih baru dimulai pada Agustus-Oktober dengan estimasi kebutuhan air bersih per hari mencapai 488,37 tangki.

“Untuk dropping [pengiriman] air mudah-mudahan bisa berulang terus, tetap dropping air sifatnya penyelesaian sesaat dan tidak menyelesaikan masalah secara tuntas. Sejauh ini, kami masih proses pengajuan,” imbuhnya.

Sementara itu, warga Desa Ketos, Paranggupito, Sukatno, mengaku sudah kesulitan mendapat air bersih dan harus membeli air dalam tangki sejak Mei lalu. Satu tangki air harganya Rp130.000-Rp150.000.

Advertisement

“Kami sudah kekurangan air bersih sejak akhir Mei kemarin. Warga sudah banyak yang beli air dalam tangki,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif