Jogja
Kamis, 20 Juli 2017 - 03:21 WIB

KAMPUS JOGJA : UII Sayembarakan Desain Kampus Cik Ditiro

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa)

Kampus Jogja UII menggelar sayembara desain kampus

Harianjogja.com, JOGJA – Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar sayembara desain bangunan kampus UII yang berlokasi di Jalan Cik Ditiro Kota Jogja. Renovasi kampus itu akan mengedepankan identitas visual yang mampu menggambarkan UII sebagai salahsatu pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai nilai ideologi dan sejarahnya.

Advertisement

Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII Siti Nurul Ngaini menjelaskan, bangunan kampus UII Jalan Cik Ditiro Kota Jogja tergolong paling tua yang kini akan segera direnovasi. Saat ini digunakan sebagai kantor Badan Wakaf UII dan Pasca Sarjana. Dalam proses renovasi itu desain bangunan sengaja disayembarakan guna mendapatkan banyak masukan dari para arsitek. Selain itu, desain yang diperlukan juga harus membawa visi ke depan dan diharapkan mampu merangkum sejarah UII. Terkait proses sayembara desain itu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY.

“Bangunan ini [kampus Cik Ditiro] pertama kali berdiri yang paling tua, untuk itu bagaimana agar sejarah UII bisa terangkum dalam rancangan [desain] itu,” terangnya, Selasa (18/7/2017).

Ia menambahkan, kampus UII Cik Ditiro merupakan gedung setelah di kawasan Kraton tepatnya di Ngasem sehingga menjadi tempat kedua. Namun gedung UII Cik Ditiro memiliki sejarah penting terutama berkaitan dengan sejumlah tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta dan Kahar Muzakir yang pernah berada di kampus tersebut dalam rangka pengembangan UII di masa lalu.

Advertisement

“Sebenarnya gedung ini tempat pertemuan para pejuang yang memang mendirikan UII ini, termasuk ada ketika Pak Karno mencita-citakan perguruan tinggi seperti apa, Bung Hatta, Kahar Muzakir ya di gedung ini. Pada arsitektur, yang penting harus membawa nilai sejarah kita yang dulu berdirinya yang sangat diperjuangkan,” ungkap dia.

Ketua IAI DIY Ahmad Saifudin Mutaqi menambahkan, desain juga harus mewujudkan bangunan sebagai ikon, serta mengakomodasi kebutuhan ruang yang fungsional dan memahami dari sisi budaya baik tangible maupun intangible, ramah lingkungan, serta ramah bagi penyandang disabilitas, tentu bersandar pada nilai historis. “Desain tata ruang luar nantinya dilengkapi plaza dengan tata lansekap selaras dan berkesinambungan dengan kawasan sekaligus sebagai ruang terbuka hijau Kota Jogja,” tegas dia.

Oleh karena itu, pihaknya mengundang para arsitek maupun mahasiswa arsitektur di seluruh Indonesia untuk terlibat dalam pembuatan sayembara tersebut. Dengan disayembarakan proses desain akan melibatkan masyarakat. Jenis sayembara merupakan prarancangan, dengan menampung gagasan dari peserta yang masuk nominasi tiga besar. Pelaksanaan detail engineering design (DED) dapat mengambil gagasan nominator yang paling layak untuk diwujudkan.

Advertisement

Pendaftaran sayembara dibuka hingga 15 Agustus 2017, batas akhir penerimaan karya hingga 22 Agustus 2017 pukul 16.00 WIB di Panitia Sayembara di Kampus UII Jalan Cik Ditiro, Kota Jogja. Proses penjurian dilakukan melalui dua tahapan pada tanggal 24 Agustus dan 31 Agustus. Para juri sengaja dipilih para arsitek profesional, seperti Munichy B. Edrees, Budi Sukada, Revianto Budi, Totok Roesmanto dan Jatmika Adi. “Kalau dikompetisikan akan terlahir karya hebat, ajakan seperti ini menjadi penting, karena masyarakat dilibatkan dengan adanya penilaian, penjurian maka melibatkan semua unsur masyarakat, sehingga masyarakat lebih sadar terhadap arsitektur,” ucapnya.

Advertisement
Kata Kunci : Kampus Jogja UII
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif