News
Kamis, 20 Juli 2017 - 19:00 WIB

Ejek Kerja KPK, Akun Instagram DPR Dibully

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Unggahan di akun Instagram @dpr_ri yang jadi bulan-bulanan netizen. (Instagram)

Akun Instagram DPR di-bully netizen, khususnya unggahan yang mengejek kerja KPK.

Solopos.com, JAKARTA — Tidak ada lembaga negara yang pemberitaannya seheboh DPR yang saat ini akibat kasus korupsi yang melibatkan sejumlah anggotanya. Apalagi, Pansus Hak Angket KPK melakukan berbagai manuver yang menjadi kontroversi.

Advertisement

Kehebohan itu tidak saja terlihat pada pemberitaan media massa, namun juga pada akun media sosial termasuk Instagram. Foto-foto yang ditampilkan pada akun media sosial tersebut tidak luput dari perhatian para netizen yang mengawasi setiap perkembangan di Senayan.

DPR memang punya akun Instagram yang berada di bawah kordinasi Bidang Media Sosial, Biro Pemberitaan, Kesekjenanan DPR, sebagaimana diakui Suciati, seorang pegawai bagian pemberitaan. Namun, sebagian konten pada akun resmi DPR yang dibuat sejak Januari 2016 lalu tersebut terkesan justru menjadi sasaran cibiran para netizen.

Advertisement

DPR memang punya akun Instagram yang berada di bawah kordinasi Bidang Media Sosial, Biro Pemberitaan, Kesekjenanan DPR, sebagaimana diakui Suciati, seorang pegawai bagian pemberitaan. Namun, sebagian konten pada akun resmi DPR yang dibuat sejak Januari 2016 lalu tersebut terkesan justru menjadi sasaran cibiran para netizen.

Mereka mem-bully sejumlah tampilan pada akun Instagram tersebut. Salah satunya soal unggahan di akun resmi @dpr_ri yang mengutip seorang anggota Komite Aksi Pemantau Angket KPK, M. Amin Fahruddin, pada Rabu (19/7/2017) pukul 09.50 WIB. Postingan dengan tajuk KPK Kerjanya Nguping itu jadi bulan-bulanan karena Amin mengatakan KPK hanya mengandalkan penyadapan.

“Kerja KPK hampir semua bergantung pada alat sadap, kemudian ditindaklanjuti OTT, maka sudah pasti yang didapat nilainya kecil. Coba KPK bekerja dengan nalar hukum yang canggih dengan mendasarkan pada hasil audit BPK, pasti (korupsi) yang dibongkar nilainya ratusan miliar bahkan triliunan,” begitu petikan M. Amin Fahrudin serbagaimana dikutip.

Advertisement

“Daripada DPR kerjanya tidur,” tulis @yokotekotek.
“Hahaha. Blunder lu min min @DPR_RI judulnya KPK Nguping,” tulis @arulhardiandaenk.
“hrsnya kpk ngapain bro?plesir ke luar negeri pakai fasilitas negara?minta proyek?minta upeti?twiteran?selfi?eksis di sosmed?nyinyir ke pemerintah?bikin pansus biar dapet duit tunjangan?” kicau @vye827.

Sejak Pansus Hak Angket KPK dibentuk memang suhu politik mulai naik di Senayan selaim memunculkan pro kontra ke tenah masyarakat. Tidak sedikit publik mempertanyakan apa maksud DPR menggulirkan hak angket tersebut.

Apalagi sejak manuver-manuver mereka yang dinilai aneh. Seperti mengunjungi nara pidana koruptor di Lapas Sukamiskin dan lain sebagainya.
“Memang Instagram DPR jadi ramai sejak kemarin,” ujar Suciati yang sehari-hari banyak melayani wartawan di bagian Media Center DPR, Kamis (20/7/2017).

Advertisement

KPK KERJANYA NGUPING "Kerja KPK hampir semua bergantung pada alat sadap, kemudian ditindaklanjuti OTT, maka sudah pasti yang didapat nilainya kecil, coba KPK bekerja dengan nalar hukum yang canggih dengan mendasarkan pada hasil audit BPK, pasti (korupsi) yang dibongkar nilainya ratusan milyar bahkan triliunan," M. Amin Fahrudin, SH, MH. #AngketKPK

A post shared by DPR RI (@dpr_ri) on

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif