News
Rabu, 19 Juli 2017 - 22:00 WIB

Sepi Karena Tol Trans Jawa, Pekalongan Minta Gerbang Tol

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan kendaraan melintas di Gerbang Tol Gringsing, Kamis (29/6/2017). (Humas Polda Jateng)

Pemkot Pekalongan meminta gerbang tol di wilayah itu agar perekonomian setempat tidak sepi karena Tol Trans Jawa.

Solopos.com, PEKALONGAN — Pemerintah Kota Pekalongan berharap Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (BPJT PUPR) dan PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR) mewujudkan komitmen untuk menghadirkan gerbang tol ke wilayahnya.

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan Sri Ruminingsih mengatakan migrasi ekonomi ke Jalan Tol Trans Jawa dari berbasis Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) akan memberi dampak buruk bagi perekonomian kota itu. Pasalnya dalam rancangan Trans Jawa saat ini tidak terdapat gerbang tol langsung yang terhubung dengan Kota Pekalongan.

Pihaknya khawatir, berkurangnya akses ini akan membuat perekonomian Kota Pekalongan menjadi lebih lambat. “Jalan tol sudah dibangun, tapi harapannya Pekalongan tidak ditinggalkan baik untuk bisnis maupun sekadar wisata,” kata Sri, Kamis (19/7/2017).

Dia mengatakan saat ini pihaknya tengah mengajukan usulan ke BPJT agar terdapat gerbang tol di Pekalongan. “kami sedang negosiasi dengan BPJT dan PBTR,” katanya.

Advertisement

Sri mengatakan dalam negoisasi ini, pihak BPJT sudah memberi lampu hijau. Akan tetapi trace yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan pengembangan Kota Pekalongan. “Untuk itu, sedang kami negoisasikan pengalihan trace. Nanti Pemerintah Kota Pekalongan yang akan membebaskan tanahnya,” katanya.

Dia mengatakan untuk trace baru gerbang tol itu, pemerintah akan membebaskan lahan seluas 5 hektare. Sedangkan kebutuhan anggaran untuk pembebasan ini masih dihitung dan akan dimasukan dalam APBD Perubahan 2017 nanti.

Direktur Utama PBTR Supriyono mengatakan usulan pemerintah kota pekalongan ini dapat dipenuhi oleh pihaknya. Akan tetapi, agar tidak menyalahi kontrak dengan BPJT pihaknya meminta pemerintah Pekalongan menyediakan tanah yang dibutuhkan. “Kalau kami yang bebaskan tanahnya maka harus adendeum kontrak, dan itu perlu waktu,” katanya.

Advertisement

Supriyono mengatakan belum menghitung besaran investasi yang dibutuhkan untuk penambahan gerbang tol ini. Akan tetapi, pihaknya berkomitmen untuk membangunkan akses ke wilayah Pekalongan dengan jaringan Trans Jawa itu.

Ruas jalan tol Pemalang – Batang ini merupakan salah satu bagian penting dari Jaringan Jalan Trans Jawa (Jakarta – Surabaya). Ruas ini yang termasuk ke dalam daftar Percepatan Proyek Strategis Nasional yang ditargetkan untuk beroperasi secara keseluruhan pada 2018.

Ruas ini dibiayai oleh sindikasi 16 bank yang dipimpin oleh BNI yang juga bertindak sebagai Mandated Lead Arrangers and Bookrunner. Bank sindikasi ini mengucurkan kredit sebesar Rp3,22 triliun dari estimasi kebutuhan pendanaan Rp4,2 triliun. Pembangunan ruas Jalan Tol Pemalang-Batang ini telah dimulai dengan ground breaking yang dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo di Gerbang Tol Desa Pasekaran, Batang, pada 17 Juni 2016.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif