Jogja
Rabu, 19 Juli 2017 - 10:55 WIB

SELEKSI PAMONG DESA BANTUL : Akui Ada Politik Uang, Tim Sukses Ini Simpan Bukti Praktik Suap

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahalnya biaya politik. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro)

Seleksi Pamong Desa Bantul, upaya politik uang diakui tim sukses

Harianjogja.com, BANTUL– Kasus dugaan politik uang dalam pemilihan pamong Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul terkuak. Aliran uang disebut mengalir ke kepala desa, panitia seleksi hingga ke Perguruan Tinggi (PT).

Advertisement

Baca Juga : SELEKSI PAMONG DESA BANTUL : Tim Sukses Akui Lancarkan Politik Uang

Dugaan politik uang diungkapkan warga Desa Gadingharjo Tur Haryanto. Lelaki yang akrab disapa Gustur itu mengaku sebagai tim sukses salah satu calon kasi pelayanan terpilih Nuri Setiawan pada perode Oktober hingga Desember 2016.

Gustur menantang seluruh pihak yang ia tuduh untuk membuktikan kalau perkataannya salah. Ia juga menantang pihak tertuduh melakukan sumpah pocong. Dia mengaku memiliki bukti praktik suap tersebut. Selain keterangan sejumlah saksi, ia juga mengantongi sejumlah rekaman pesan singkat yang terkait suap menyuap.

Advertisement

Ditambahkannya, indikasi politik uang di Gadingharjo juga terlihat dari perbandingan rekam jejak antara calon yang lolos seleksi dengan yang tidak. Saat itu ada enam calon yang bersaing. Tiga calon lulusan sarjana, dua lainnya lulusan SMA dan Nuri sendiri lulusan D3 komputer.

“Posisi kasi pelayanan itu seperti Kesra [Kesejahteraan Rakyat] mirip dengan kaum [pemuka agama di desa], calon lainnya ada sarjana lulusan UIN [Universitas Islam Negeri] tapi enggak lolos,” imbuhnya, Selasa (18/7/2017).

Ia bertekad melaporkan kasus politik uang itu ke penegak hukum dalam pekan ini meski ia berisiko ikut terseret dalam proses hukum. Menurut Gustur, ia membongkar kasus dugaan politik uang itu karena geram kekacauan pemilihan pamong terus berlanjut hingga pemilihan carik saat ini dimana salah satu putranya maju dalam kompetisi. Dalam kasus terakhir, kepala desa dituding tidak netral.

Advertisement

Sementara Nuri Setiawan saat dikonfirmasi media ini membantah terjadi politik uang. Ia mempersilakan Gustur membuktikan tuduhannya. Menurutnya, dirinya terpiliha dengan prosedur yang benar.

“Saya mengikuti sesuai prosedur pendaftaran seleksi. Kemudian tes dan dapat rangking satu kemudian direkomendasikan [lolos],” kata Nuri Setiawan.

Kepala Desa Gadingharjo Aan Indra Nursanto juga membantah segala tuduhan politik uang yang melibatkan dirinya. “Tidak benar, harus dibuktikan. Saya mau fokus di pekerjaan saya saja dulu, terutama pengisian carik ini,” tutur Aan Indra Nursanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif