Jogja
Rabu, 19 Juli 2017 - 13:20 WIB

Pasar Jadi Titik Rawan Kebakaran

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga mencoba menggunakan Alat Pemadam Kekabaran Ringan (APAR) pada simulasi kebakaran di Pasar Wates, Selasa (18/7/2017). (I Ketut Sawitra Mustika/JIBI/Harian Jogja)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo menggelar sosialisasi dan simulasi pemadaman kebakaran di Pasar Wates pada Selasa (18/7/2017)

Harianjogja.com, KULONPROGO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo menggelar sosialisasi dan simulasi pemadaman kebakaran di Pasar Wates pada Selasa (18/7/2017). Kegiatan ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat agar bisa mencegah terjadinya kebakaran.

Advertisement

“Kondisi pasar yang penduduk sekitarnya cukup padat, sangat rawan terhadap bahaya kebakaran. Dengan adanya simulasi dan sosialisasi ini, jika ada apa-apa bisa ditangani dengan cepat. Karena yang namanya kebakaran ditandai dengan awal, yaitu api kecil,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Gusdi Hartono sebelum simulasi dimulai.

Menurut Gusdi Hartono, pemberdayaan masyarakat adalah salah satu unsur penting dalam pencegahan kebakaran. Ia yakin jika orang-orang sudah paham bagaimana cara memadamkan api kecil yang menjadi cikal bakal kebakaran, maka niscaya kebakaran tidak akan terjadi.

Kalau pun kebakaran sudah kadung membesar, imbuhnya, masyarakat harus bertindak cepat dengan langsung menghubungi BPBD dan Pemadam Kebakaran Kulonprogo.

Advertisement

“Misalnya, kebakaran terjadi malam hari, dan api membesar, kami mensosialisasikan BPBD dan Pemadam Kebaran siap 24 jam. Masyarakat bisa menghubungi dan menghafal nomor BPBD. Supaya bisa langsung diatasi,” katanya.

Pada sosialisasi dan simulasi yang digelar sejak pagi itu, masyarakat diberikan pemahaman mengenai cara memadamkan api yang berasal dari berbagai sumber. Pertama-tama masyarakat diajarkan memadamkan api yang berasal dari kebocoran selang gas. Pada situasi demikian, cara penanggulannya adalah dengan cara menutup rapat-rapat kebocoran dan seketika api akan mati.

Kemudian masyarakat diajarkan memadamkan api yang berasal dari wajan yang terlalu panas. Untuk menanggulangi keadaan ini, BPBD menghimbau warga agar tidak menyiram wajan dengan air karena akan membuat api membesar.

Advertisement

Cara yang tepat adalah dengan menutupi wajan dengan selimut atau karung yang sudah dibasahi. Tapi sebelum melakukan tindakan tersebut, harus dipastikan tidak lagi ada aliran gas menuju kompor.

Dalam kesempatan tersebut, BPBD Kulonprogo juga mengajak masyarakat untuk mencoba menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). ” Kami mendesain simulasi dari api kecil sampai besar. Dari kompor gas, wajan sampai membikin rumah-rumahan kecil. Kami juga mengecek APAR di Pasar Wates dan menggunakannya,” ujar Gusdi Hartono.

Purwanti, seorang warga Terbah, Pengasih, Wates yang hari itu ikut serta menyaksikkan sosialisasi dan simulasi kebakaran mengatakan, kegiatan tersebut sangat penting dilakukan karena membuat dirinya menjadi lebih paham tentang cara mencegah kebakaran.

“Kegiatan ini sangat penting, karena kalau misalnya di rumah lagi sendiri dan ditinggal pergi suami, kemudian ada apa-apa bisa langsung melakukannnya sendiri [memadamkan api]. Biar secepatnya bisa melakukan antisipasi,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif