Jogja
Rabu, 19 Juli 2017 - 06:22 WIB

KEKERINGAN BANTUL : Dampak Menyempit Berkat 2 Program Ini

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kekeringan Bantul dapat diatasi dengan sejumlah program

Harianjogja.com, BANTUL — Dampak kekeringan menyempit. Meski jumlah kecamatan dan desa yang terdeteksi rawan kekeringan tak berubah, tetapi berdasarkan pendataan terbaru cakupan area rawan kekeringan berkurang. Jika tahun lalu ada 8.250 jiwa, 2017 ini menjadi hanya 7.135 jiwa yang tercatat rawan terdampak kekeringan.

Advertisement

Pelaksana Harian Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan kecamatan yang rawan masih sama seperti tahun lalu yaitu Kecamatan Dlingo, Piyungan, Imogiri, Pleret, Pandak, Pajangan, Pundong dan Kasihan. Bahkan menurutnya, hampir semua desa di Dlingo rawan bencana kekeringan. Berkurangnya cakupan area yang rawan kekeringan, menurut Dwi disebabkan oleh dua hal. Pertama, banyak warga memanfaatkan aliran PDAM yang telah berhasil masuk ke dusun-dusun.

“Tapi belum semua tercover oleh PDAM karena karena topografi Bantul yang berbukit-bukit dan jaraknya yang cukup jauh,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Selasa (18/7/2017).

Kedua, adanya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dinilai Dwi juga berkontribusi dalam pengurangan dampak kekeringan. Meskipun jumlahnya tidak signifikan, menurutnya hal tersebut wajar karena program ini dilaksanakan secara bertahap.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif