News
Rabu, 19 Juli 2017 - 18:38 WIB

Abaikan Protes China, Bukan Laut China Selatan Tapi Natuna Utara

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peta Kepulauan Natuna (jakartagreater.com)

Protes China atas penamaan Laut China Selatan sebagai Laut Natuna Utara oleh Indonesia dinilai tak berdasar.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia merasa berhak menyematkan nama Laut Natuna Utara pada wilayah yang disebut China sebagai Laut China Selatan. Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengatakan laut tersebut masih merupakan wilayah Kota Natuna Utara.

Advertisement

Adapun, protes yang dilakukan oleh China dinilai tidak berdasar. “Bukan Laut China Selatan, itu laut Natuna Utara,” kata Susi di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (18/7/2017). Dia menilai Indonesia berhak memberi nama sendiri sesuai dengan wilayah kota terdekat yang bersangkutan.

Sebelumnya, Pemerintah China menyebut pemakaian nama baru untuk perairan di utara Kepulauan Natuna sebagai hal yang tidak kondusif.

“Kami berharap negara yang bersangkutan bisa menghormati China dan menjaga situasi yang baik saat ini di kawasan Laut China Selatan, yang tidak dicapai dengan mudah,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, beberapa hari lalu.

Advertisement

Menurut Negeri Tirai Bambu, negara yang melakukan penamaan kembali disebut tidak kondusif dalam upaya mendorong standardisasi penamaan geografi. Namun, Indonesia bukan yang kali pertama memberikan penamaan terhadap bagian dari Laut China Selatan.

Selain Indonesia, tercatat Filipina pernah mengganti nama Laut China Selatan dengan Laut Filipina Barat pada 2012. Pada Juli 2016, Mahkamah Internasional memutuskan China tidak berhak mengintervensi keputusan penyebutan nama wilayah maritim Filipina.

Sementara itu, Vietnam juga memiliki nama sendiri atas kawasan itu, yakni Laut Timur–berlawanan dengan China yang menyebutnya Laut Selatan. Sebelum kolonialisasi barat di kawaan ini, masyarakat di berbagai kawasan di Asia Tenggara menyebutnya Laut Cham, merujuk pada keberadaan masyarakat Champa yang tinggal di pesisir selatan Vietnam selama dua milenium.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif