Sport
Selasa, 18 Juli 2017 - 09:30 WIB

LIGA 2 : Hattrick Sanksi Mengancam Persis Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ricuh PSIR vs Persis (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Liga 2 diwarnai dengan Persis Solo yang terancam sanksi karena keributan suporter.

Solopos.com, SOLO – Liga 2 baru memasuki separuh kompetisi, tapi Persis Solo sudah menduduki peringkat ketiga tim dengan denda terbanyak karena ulah suporternya sendiri. Persis Solo sudah membayar denda total senilai Rp25 juta karena ulah anggota Pasoepati.

Advertisement

Denda Rp15 juta dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI setelah Pasoepati membuat keributan di Stadion Sultan Agung Bantul pada 7 Mei 2017. Sementara denda Rp10 juta dijatuhkan saat Pasoepati terlibat keributan di Stadion Krida Bakti Purwodari pada 14 Mei 2017 lalu. Raihan denda Persis hanya kalah dari Persebaya dan Real Madura yang menduduki peringkat 1 dan 2. Kedua tim sama-sama dijatuhi denda Rp35 juta karena keributan suporter.

Persis Solo berpeluang mendapat denda tambahan setelah Pasoepati kembali terlibat keributan dengan Ganster, suporter PSIR Rembang di Stadion Krida Rembang, Minggu (16/7). Terlepas kubu mana yang lebih dulu memicu keributan, peluang Persis Solo untuk mencetak hattrick sanksi sekaligus menduduki peringkat I tim dengan denda terbanyak karena ulah suporter kian terbuka lebar.

“Kami siap menerima konsekuensi. Pengawas pertandingan sudah berencana melaporkan masalah itu ke PT [Liga Indonesia Baru]. Kalau dipanggil Komdis, kami pasti akan datang,” jelas Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persis Solo, Langgeng Jatmiko, saat dihubungi Solopos.com, Senin (17/7/2017).

Advertisement

Keributan itu dipicu disahkannya gol yang dicetak oleh striker PSIR Rembang Rudi Santoso pada menit ke-48. Pasoepati yang tidak terima dengan keputusan wasit itu bereaksi dengan melempar botol ke arah pemain PSIR Rembang yang tengah merayakan gol dari Rudi. Lemparan botol dari Pasoepati itu memantik emosi pendukung lawan.

Mereka lalu melemparkan botol dan bebatuan ke arah bench pemain cadangan, ofisial dan pelatih Persis Solo. “Karena menyaksikan para pemain, pelatih dan ofisial terancam, Pasoepati bereaksi lebih keras hingga apa yang tidak kita inginkan itu terjadilah,” papar Langgeng.

Dalam kericuhan itu, satu suporter perempuan di kubu PSIR terpaksa ditandu ke luar stadion karena pingsan. Kepanikan memang melanda kedua suporter. Aksi saling lempar botol itu berbuntut jebolnya pagar di tribune timur sebelah utara. Hal itu membuat ribuan anggota Ganster masuk ke dalam lapangan.

Advertisement

Mereka merangsek mendekati tribune yang dipadati anggota Pasoepati yang berjalan menuju pintu keluar stadion. Beruntung, polisi bisa membubarkan suporter yang masuk ke lapangan dengan memanfaatkan galaknya anjing pelacak dan suara tembakan peringatan.

Hingga Senin malam, anggota Komdis PSSI Dwi Irianto masih menunggu laporan dari PT Liga Indonesia Baru terkait keributan antarsuporter yang mengakibatkan berhentinya laga PSIR Rembang kontra Persis Solo.

“Kami tidak bisa memutuskan perlu tidaknya sidang Komdis untuk menyikapi hal itu. Itu tergantung PT Liga yang menerima laporan langsung dari pengawas pertandingan. Sidang Komdis biasa kami gelar Rabu dan Kamis. Kalau ada rekomendasi dari PT Liga, kami akan bahas masalah itu di sidang,” papar Dwi Irianto saat dihubungi melelui telepon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif