News
Senin, 17 Juli 2017 - 21:56 WIB

Setya Novanto Tersangka, Golkar Tetap Usung Jokowi Capres 2019

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi dan Ketua DPR Setya Novanto berbuka puasa bersama di rumdin Ketua DPR, kompleks Widya Chandra, Jakarta, Senin (5/6/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Status Setya Novanto sebagai tersangka tak mempengaruhi keputusan politik Golkar mengusung Jokowi sebagai capres 2019.

Solopos.com, JAKARTA — Para petinggi dan politikus senior Partai Golkar langsung merapat tak lama setelah penetapan Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi e-KTP. Salah satu keputusan dalam pertemuan itu adalah kinerja dan sikap Golkar yang tak berubah, termasuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2019.

Advertisement

Dalam rapat di rumah Setya Novanto, Senin (17/7/2017) malam, DPP Partai Golkar dan Fraksi Golkar di DPR menyatakan masih menunggu surat resmi penetapan tersangka itu sebelum melakukan langkah selanjutnya. Hal itu terkait posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar maupun di DPR.

“Terkait hukum, DPP Partai Golkar lebih dahuku akan mengharapkan ada surat penetapan Bung Setya Novanto sebagai tersangka di KPK. Karena dari situ kita akan melakulan langkah lebih lanjut,” kata Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, seusai rapat, Senin malam.

Idrus menjamin penetapan tersangka Novanto tidak akan berpengaruh terhadap kinerja Partai Golkar. Partai beringin, kata Idrus, sudah memiliki sistem yang bergerak dari atas hingga bawah yang kolektif. Begitu pula dengan keputusan politik partai yang tidak akan berubah.

Advertisement

“Apapun yang terjadi, Partai Golkar tetap mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Dan sesuai keputusan Rapimnas 2016, Golkar tetap mendukung Joko Widodo sebagai capres 2019,” kata Idrus.

Hal serupa dikatakan Ketua Harian Partai Golkar, Nurdin halid. Dia meminta tidak ada kader yang terpengaruh isu-isu liar setelah penetapan tersangka Setya Novanto.

“Kita sepakat harus menjunjung tinggi asas praduga tak berslah. Kita secara psikologis terpengaruh, tapi sebagai organisasi kita tidak terganggu,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif