Jogja
Senin, 17 Juli 2017 - 11:55 WIB

Jogja Jadi Tuan Rumah Lembaga Penjamin Simpanan se-Asia Pasifik

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi tuan rumah acara International Assosciation of Deposit Insurers (IADI) Asia Pacific Regional Community (APRC) ke-15 pada 17-20 Juli 2017 di Jogja

 
Harianjogja.com, JOGJA-Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi tuan rumah acara International Association of Deposit Insurers (IADI) Asia Pacific Regional Community (APRC) ke-15 pada 17-20 Juli 2017 di Jogja.

Advertisement

Kegiatan ini akan dihadiri 70 delegasi dari 30 negara, dan 300 partisipan dari dalam dan luar negeri dengan mengambil tema “Peningkatan Peran Lembaga Penjamin Simpanan melalui Aktivitas Resolusi”.

IADI merupakan organisasi yang mewadahi lembaga-lembaga yang memiliki fungsi penjaminan simpanan di seluruh dunia, yang dibentuk pada tahun 2002 dan bertujuan meningkatkan efektivitas sistem penjaminan simpanan melalui kerjasama internasional.

Advertisement

IADI merupakan organisasi yang mewadahi lembaga-lembaga yang memiliki fungsi penjaminan simpanan di seluruh dunia, yang dibentuk pada tahun 2002 dan bertujuan meningkatkan efektivitas sistem penjaminan simpanan melalui kerjasama internasional.

Saat ini, anggota IADI ada 83 penjamin simpanan dari 77 yuridiksi. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sendiri menjadi anggota dan aktif di IADI sejak tahun 2005.

Isu mengenai transformasi organisasi penjamin simpanan akan menjadi topik utama yang dibahas. Lokasi yang dipilih diantaranya, Hyatt Regency Hotel, Hotel Tentrem, dan The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center. Tidak hanya negara di Asia Pasifik, negara Australia, Amerika, Kanada, dan Rusia juga akan turut diundang.

Advertisement

Tampil sebagai pembicara kunci yang dijadwalkan, yaitu Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI; Halim Alamsyah selaku Ketua Dewan Komisioner LPS; Hiroyuki Obata Chairperson APRC, serta pembicara-pembicara lain dari luar dan dalam negeri.

“Para lembaga penjamin simpanan dari berbagai negara ini memiliki latar belakang yang berbeda. Ada yang tugasnya independen, ada yang anggotanya hanya bank saja, asuransi saja,” kata Samsu Adi Nugroho selaku Sekretaris LPS dan juga Ketua Panitia IADI/APRC 2017 pada wartawan, Sabtu (15/7/2017) di Hotel Harper.

Ia mengakui, masyarakat masih melihat LPS bekerja hanya saat ada bank gagal saja. Padahal selama ini LPS selalu bekerja. Memang tidak dimungkiri jika masyarakat merasakan keberadaan LPS saat bank bangkrut sehingga LPS segera memperkuat stabilitas ekonomi melalui penanganan bank gagal tersebut.

Advertisement

“Tapi sebenarnya, istilahnya bank batuk saja kita sudah tahu dan langsung menanganinya seperti mendatangkan orang untuk menyehatkan. Kita berpikir preventif,” tegasnya.

Total aset LPS hingga akhir April 2017 mencapai Rp79,3 triliun atau tumbuh 8,68% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp73 triliun. Bentuk aset LPS ini didominasi atau 96,2% berupa penempatan investasi, yaitu sebesar 76,3 triliun.

Sejak beroperasi 2005 hingga akhir Mei 2017, LPS telah menanganani klaim terhadap 79 bank yang dicabut izin usahanya dan 76 bank di antaranya telah selesai proses rekonsiliasi dan verifikasi (rekonver). Dari 79 bank tersebut, jumlah klaim layak bayar mencapai Rp1,2 triliun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif