Jogja
Senin, 17 Juli 2017 - 00:20 WIB

HARI PERTAMA SEKOLAH : Siswa Baru Jangan Diberi Tugas di Luar Nalar dan Logika

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok/

Balai Pendidikan Menegah Gunungkidul telah memberikan Surat Edaran dari DIY tentang pelaksanaan hari pertama sekolah ke seluruh SMA dan SMK

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Balai Pendidikan Menegah Gunungkidul telah memberikan Surat Edaran dari DIY tentang pelaksanaan hari pertama sekolah ke seluruh SMA dan SMK. Diharapkan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang dilaksanakan pada Senin (17/7/2017) berjalan dengan lancar.

Advertisement

Kepala Balai Pendidikan Menengah Gunungkidul Sukito mengatakan, surat edaran Disdikpora DIY tentang hari pertama sekolah telah diedarkan ke sekolah sejak beberapa hari lalu. Diharapkan sekolah-sekolah dapat melaksanakan imbauan tentang hari pertama di sekolah.

Dia menjelaskan, dalam edaran ini sekolah diminta mengenalkan budaya DIY kepada seluruh siswa didik baru. Selain itu, kegiatan pertama sekolah juga diisi dengan proses adaptasi siswa terhadap lingkungan yang baru. “Pelaksanaan kegiatan tidak boleh menjurus ke perplocoan. Untuk itu, kami akan melakukan pengawasan,” kata Sukito kepada Harianjogja.com, Sabtu (15/7/2017).

Selama masa pengenalan ini, lanjut Sukito, sekolah dapat bekerjasama dengan instasi lain seperti polres, dinas kesehatan hingga Badan Narkotika Kabupaten. Hal ini dilakukan untuk memberikan kegiatan positif tentang dinamika kehidupan di masyarakat seperti ketertiban berlalulintas, bahaya narkoba hingga masalah kesehatan.

Advertisement

“Tujuannya adalah memberikan kegiatan yang positif kepada siswa di antaranya kejujuran, kemandirian, saling menghormati dan kedisiplinan,” ujar dia.

Hal senada diungkapkan oleh Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rasyid. Menurut dia, untuk pelaksnaaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa SD maupun SMP sudah dibuat aturan tegas.

Sekolah-sekolah dilarang melakukan kegiatan yang menjurus ke fisik karena dalam pelaksanaan harus mengedepankan terciptanya pendidikan dan pembelajaran yang menyenangkan. “Sekolah dilarang melakukan praktik perploncoan,” tegas Bahron.

Advertisement

Menurut Bahron, proses pengenalan dengan konsep yang menyenangkan diharapkan mampu memberikan pengalaman yang baik bagi para siswa baru sehingga dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

“Diharapkan pula dengan metode ini maka pembelajaran dapat maksimal,” ujar mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah ini.

Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan itu, sekolah diminta tidak memberikan tugas yang di luar nalar dan logika. Pemberian tugas hanya diperbolehkan guna mendukung pelaksanaan masa orientasi tidak melenceng dari tujuan awal.

“Tidak boleh aneh-aneh, misalnya harus memakai sepatu dengan warna berbeda. Namanya pengenalan adalah memberikan bantuan agar para siswa baru bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan bukannya malah diberikan tugas yang tidak masuk akal,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif