Jogja
Minggu, 16 Juli 2017 - 05:22 WIB

PELUANG USAHA : Bagikan Ilmu Pembuatan Shibori pada Ibu Rumah Tangga

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perajin kain shibori Endang Widowati menunjukkan kain-kain shibori yang ia produksi, Jumat (23/6/2017). Selama satu tahun menggeluti bisnis shibori, ia sudah menjual kepada konsumen dalam negeri bahkan luar negeri. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Peluang usaha kali ini berupa pemberdayaan IRT

Harianjogja.com, JOGJA — Kain shibori yang dihasilkan dengan cara melipat kain sudah dikenal oleh beberapa orang di Indonesia. Beberapa orang bahkan menjadikannya sebagai sumber penghasilan.

Advertisement

Endang Widowati, 49, salah satunya. Perempuan asal Wates yang tinggal di Jl. Arjuna No. 16 Wirobrajan ini baru menggeluti pembuatan shibori setahun belakangan ini. Meski usia bisnisnya masih muda, ia mampu menunjukkan keseriusannya dengan cara mengisi pelatihan untuk para ibu-ibu di beberapa kota.

Saat Harianjogja.com bertandang ke indekosnya yang juga sekaligus jadi rumah produksinya, Endang bercerita bahwa ia mendapat ilmu membuat shibori dari adik sepupunya bernama Rita. Rita sendiri sudah dua tahun lebih dulu berkecimpung pada dunia shibori.

Advertisement

Saat Harianjogja.com bertandang ke indekosnya yang juga sekaligus jadi rumah produksinya, Endang bercerita bahwa ia mendapat ilmu membuat shibori dari adik sepupunya bernama Rita. Rita sendiri sudah dua tahun lebih dulu berkecimpung pada dunia shibori.

Puluhan tahun pernah berkecimpung di dunia garmen, membuatnya cepat paham cara membuat shibori. “Cepat nyantol,” ujar perempuan dua anak yang juga pernah membangun bisnis leasing dan rental mobil ini, belum lama ini.

Endang bertugas membantu menjualkan produk shibori milik Rita melalui Instagram, Facebook, Whatshapp, dan BBM. Namun jiwa wirausaha yang ada pada dirinya tak membuatnya puas hanya dengan menjualkan produk milik orang lain. Tepat pada Agustus 2016, ia mencoba memproduksi sendiri. Sebagai perajin kelas pemula, ia terus berlatih dan akhirnya bisa memproduksi sendiri.

Advertisement

Satu potong kain shibori berukuran 100×105 centimeter dijual mulai Rp80.000-Rp170.000. Menurutnya pembuatan kain shibori tidak terlalu rumit dan tidak menyita banyak waktu. Dalam sehari, ia bisa memproduksi 15-30 potong dengan warna dan model yang beragam.

Untuk proses pembuatannya sendiri, kata Endang, tahap pertama adalah pelipatan kain. Ia biasa menggunakan kain katun prima. Kain bisa dilipat dengan bentuk segitiga dan kotak, tergantung motif yang diinginkan. Setelah dilipat, kain diikat menggunakan karet kemudian dicelup dalam larutan warna. “Saya menyiapkan beberapa larutan warna kalau ingin mendapatkan kain yang berwarna-warni,” kata perempuan yang juga membuka usaha di bidang travel ini. Setelah proses pencelupan, kain kemudian dianginkan agar warna meresap. Selanjutnya ikatan kain dibuka, dikeringkan lagi, dicuci, dikeringkan lagi, dan akhirnya digosok.

Endang mengatakan, secara umum proses pembuatan kain shibori tidak sulit. Tingkat kesulitan hanya terletak saat penentuan kombinasi warna. Namun hal itu bisa diatasi dengan belajar terus-menerus.

Advertisement

Baginya, ilmu shibori perlu dibagikan pada orang lain. Proses pembuatannya yang mudah, membuat kain ini cocok digeluti para ibu rumah tangga yang menginginkan pekerjaan sampingan. “Saya lebih suka berbagi ilmu ke ibu rumah tangga. Maksud saya daripada mereka hanya ngrumpi maka bisa melakukan kegiatan yang menghasilkan,” ungkapnya.

Ia tidak merasa tersaingi jika ilmu yang ditularkan dijiplak atau diikuti orang lain. Menurutnya, justru saat ada orang lain yang mengikuti motif dan teknik pembuatannya, ia semakin tergerak untuk mengkreasikan motif baru.

Ia cukup bangga, jika orang yang ia beri pelatihan bisa mengembangkan dan menjadikan kemampuan berseni itu jadi sumber pendapatannya. Hal itu sudah terjadi pada teman indekosnya yang saat ini juga sudah berpenghasilan dari shibori.

Advertisement

Sampai saat ini, ia belum memiliki galeri khusus untuk menjual kain-kain produksinya. Ia masih mempercayakan promosinya pada media online. Namun pada beberapa kesempatan ia juga mengikuti fashion show. Ada beberapa desainer yang membuat busana dari kain shiborinya. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri dalam dirinya. Sampai saat ini, ia sudah mengikuti fashion show sebanyak tiga kali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif